Tinta Media - Pembangunan infrastruktur di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) , Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedang dikerjakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung.
Bersamaan dengan itu, ternyata banyak masyarakat yang menilai, melihat ,dan mengoreksi cara kerja para tukang bangunan yang sangat asal-asalan dalam pelaksanaannya. Mulai dari penggunaan cat yang tidak sesuai, kusen yang seharusnya diganti, tetapi tidak diganti dengan yang baru, dll. Intinya, penggunaan material itu cenderung asal-asalan, yang penting jadi. Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat yang peduli terhadap uang rakyat agar dana tepat sasaran. Bandung, Medikomonline.com.
Ketika melihat fakta ini, kita bisa menilai bahwa masyarakat Sekarang sudah jeli dan bisa menilai, serta mengoreksi cara kerja proyek yang dilakukan pemerintah. Sangat disayangkan memang, masyarakat sangat mengharapkan cara kerja yang profesional dan hasil yang bagus secara maksimal, karena itu untuk kenyamanan proses belajar.
Namun, rasanya akan sulit kita mendapatkan apa yang kita harapkan dalam sistem hari ini. Semua masalah teknis pelaksanaan proyek pembangunan insfratruktur tak lepas dari pengaruh sistem negeri ini. Kita tahu, sistem hari ini adalah kapitalisme sekuler yang berasaskan manfaat dan hanya berorientasi keuntungan semata.
Jadi wajar ketika ada suatu proyek, misalnya pembangunan infrastruktur pendidikan seperti tersebut di atas, selalu ada masalah yang terjadi dan itu dirasakan dan dinilai oleh rakyat sendiri.
Suatu proyek tidak mungkin mau rugi dan yang pasti akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut. Maraknya tindak korupsi merupakan buah dari sistem yang diadopsi oleh negeri ini.
Sistem rusak dan merusak ini sangat merugikan rakyat dari segala aspek, bukan dari segi pelayanan pendidikan saja. Jauhnya dari pemahaman Islam yang menyeluruh dan benar mengakibatkan individu masyarakat tidak peduli dengan perbuatannya, tidak peduli haram halal, yang penting mendapatkan untung yang besar. Itulah kenapa dalam sebuah proyek sering terjadi hal-hal yang menyimpang. Di samping karena memang sudah terstruktur dari atas, ini juga disebabkan karena sudah menjadi tabiat dalam sistem demokrasi kapitalis.
Dalam pandangan Islam, pembangunan infrastruktur pendidikan adalah murni tanggung jawab negara yang harus dipenuhi sebagai bentuk pengurusan atas rakyatnya. Kebutuhan sarana pendidikan yang bagus menjadi prioritas utama. Tentu saja ini atas kesadaran dan keimanan yang kuat para pemangku jabatan dan jajarannya sehingga tidak terbersit untuk melakukan berbagai kecurangan.
Dana untuk membiayai semua itu adalah dari harta milik umum yang diperoleh dari sumber daya alam yang dikelola oleh negara dan dipakai untuk urusan rakyat. Pembangunan insfratruktur dalam Islam sangat memperhatikan material yang digunakan, dan juga para pekerja yang profesional dalam bidangnya sehingga hasilnya pun akan maksimal dan memuaskan, tidak asal jadi dalam waktu cepat karena mengejar target seperti kebanyakan yang dilakukan sekarang ini.
Negara juga tidak boleh sedikit pun mengambil keuntungan dari pengelolaan tersebut. Ini berlaku juga dalam membangun sarana-sarana seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, sarana kesehatan dan lainnya. Semuanya memang wajib diperuntukkan untuk kepentingan rakyat. Jadi, memang sangat jelas sekali perbedaan antara sistem Islam dengan sistem kapitalisme yang diterapkan sekarang ini.
Jadi, jelas pulalah bahwa besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini untuk pembangunan sarana-sarana pendidikan dengan hasil maksimal dan memuaskan rakyat pasti akan sulit didapatkan selama masih dalam sistem kapitalisme sekuler.
Sudah saatnya rakyat sadar akan hal ini dengan beralih ke sistem Islam yang menjamin kesejahteraan rakyat, yaitu dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan. Dengan mangkaji Islam secara kaffah maka akan terbuka pemahaman kita dan mampu menilai fakta berikut solusinya.
Hal ini karena Allahlah yang menurunkan semua aturan kehidupan ini dalam Al-Qur'an untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh alam.
Wallahu'alam
Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media