Prediksi Politik 2023, LBH Pelita Umat: Narasi Radikal Akan Terus Digaungkan - Tinta Media

Kamis, 19 Januari 2023

Prediksi Politik 2023, LBH Pelita Umat: Narasi Radikal Akan Terus Digaungkan

Tinta Media - Berdasar data enam tahun kebelakang  yaitu mulai 2017 hingga 2022 Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan memprediksi 4 peristiwa politik pada 2023.
 
“Pertama, narasi radikal. Kampanye politik narasi radikal telah dilakukan pemerintah, diramaikan oleh penari dayang-dayang buzzer dan kelompok sekuler, digaungkan sejak 2017 hingga 2022 tidak ada hentinya,” tuturnya di acara Islamic Lawyer Forum: Analisis Kebijakan Hukum, Politik, Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah Islam Tahun 2023, Ahad (15/1/2023) melalui kanal You Tube Royah TV.
 
Kampanye radikal, intoleran, anti kebinekaan, anti Pancasila itu akan terus dimainkan, akan terus berulang dan kemungkinan 2023 akan ditabuh semakin kencang. “Ini terkonfirmasi dengan pernyataan salah satu tokoh di sebuah berita yang mengatakan bahwa kelompok radikal akan semakin banyak pada saat menjelang pemilu,” ucapnya meyakinkan.
 
Bahkan, menurut Chandra bukan sekedar narasi tapi pemerintah juga menerbitkan regulasi untuk mendukung kampanye itu. “Prediksi saya dapat dinyatakan benar kalau menggunakan data 6 tahun ke belakang ditambah pernyataan tokoh serta regulasi bahwa kemungkinan narasi radikal, intoleransi ini akan terus dimainkan. Jangan kaget! Harus Waspada!,”tandasnya.

Monsterisasi Ajaran Islam 

Prediksi kedua sebut Chandra, terkait narasi monsterisasi, alienasi, kriminalisasi ajaran-ajaran Islam akan berulang pada 2023.

“Monsterisasi menciptakan sebuah kampanye seolah-olah ajaran Islam itu monster yang menakutkan. Setelah monsterisasi lalu alienasi yaitu ajaran Islam dibuat asing sehingga masyarakat tidak berani mendekat. Di stigma lalu dipukul,” bebernya.
 
Chandra memberikan contoh ajaran Islam yang dimonsterisasi itu seperti kata jihad, kafir, cadar, syariah, khilafah. “Dimonsterisasi, dialienasi, distigmatisasi dan terakhir dipersekusi. Ini kemungkinan akan berulang pada 2023,”terangnya.
 
Prediksi ketiga lanjutnya, kampanye terorisme yang dilekatkan dengan simbol-simbol keagamaan yang dalam konteks ini Islam.
 
“Meski orang menyatakan terorisme itu tidak mengenal agama, tapi pada faktanya setiap kali ada peristiwa selalu dengan mudah ditemukan simbol-simbol keagamaan seperti buku Iqro, buku-buku jihad, Al-Quran, bendera tauhid dan lain-lain,” ungkapnya.
 
Prediksi keempat, berkaitan dengan pembusukan terhadap kepribadian muslim. Seorang muslim  dibusukkan citranya supaya dia tidak berani menampakkan citra sebagai muslim. Chandra memberikan contoh narasi politik identitas menyasar kaum muslimin yang menyuarakan gagasan berkaitan dengan politik Islam.
 
“Islam dan politik itu seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan tapi politik Islam dicitrakan buruk seolah-olah menjadi pemecah bangsa,” kesalnya.
 
Oleh karena itu memungkasi penuturannya Chandra mengatakan bahwa hal ini harus disikapi dengan soliditas yang kuat agar kejadian-kejadian diatas tidak berulang. “Ini harus menjadi perhatian penting pada 2023,” tandasnya. [] Irianti Aminatun
 
 
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :