Tinta Media - Ketika negara membangun sebuah narasi kebohongan akan bahaya radikal, narasi kebohongan tentang ajaran Tuhan yang dinarasikan seolah-olah sebuah ideologi atau faham, sementara di sisi lain negara mengadopsi ideologi atau paham kapitalisme.
Narasi tersebut menimbulkan dampak Kebencian, diskriminasi, prasangka (prejudice) yang dapat membawa seseorang berbuat kriminal (hate crime).
Bagaimana mungkin negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkriminalkan dan membangun narasi kebohongan terhadap ajaran Tuhan Yang Mahas Esa. Ajaran Tuhan dituduh sebagai ideologi dan faham, kemudian pengikut Tuhan dikriminalisasi dengan tuduhan bertentangan dengan ideologi negara.
Saya jadi teringat pada tokoh yang menyatakan negeri ini tidak maju karena Tuhan tidak ditakuti. Tantangan kita adalah bagaimana Tuhan ditakuti.
Demikian
Oleh: Chandra Purna Irawan, S.H., M.H.
(Ketua LBH PELITA UMAT dan Mahasiswa Doktoral)
