Tinta Media - "Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menyongsong harapan dan peluang yang baru di 2023 untuk menuju Indonesia yang maju."
Panggalan kalimat ini ditulis Jokowi sebagai ucapan selamat tahun baru di akun Twitter resminya @jokowi. Dalam cuitan itu, Presiden Jokowi menanyakan masyarakat Indonesia terkait kejadian dan masalah yang dihadapi bangsa ini selama tahun 2022. (MediaIndonesia.Com)
Sepanjang tahun 2022, banyak kasus yang belum terselesaikan oleh pemerintah, apalagi masalah generasi muda yang banyak melakukan maksiat jumlahnya semakin meningkat. Ini seharusnya menjadi catatan tersendiri untuk problem generasi muda dan perlu lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.
Problem remaja seperti seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, narkoba, LGBT, bunuh diri, pembunuhan, bullying, krisis adab dan akhlak, dan masih banyak lagi. Ini menunjukkan potret generasi yang jauh dari harapan bangsa untuk menjadi negara dengan masa depan cerah.
Apakah mungkin generasi muda yang seperti itu bisa membangkitkan sebuah negara? Jawabannya, sangat tidak mungkin. Pemuda yang lemah, baik fisik, mental, dan pemikiran akan membuat suatu negeri akan hancur.
Kondisi generasi muda yang seperti itu merupakan akibat dari penerapan aturan kapitalis liberal yang menjadikan generasi rusak, yaitu dengan asas menjauhkan agama dari kehidupan, sehingga mereka bebas melakukan perbuatan atas kemauannya sendiri. Mereka tidak mau diatur dengan aturan Sang Pencipta. Inilah penyebab kehancuran yang sejati.
Generasi jauh dari pemahaman yang benar tentang hakikat kehidupan. Tujuan yang dicapai hanya keuntungan dan kesenangan dunia, sehingga lupa akan tugas seorang pemuda sebagai agen peradaban. Mereka juga abai terhadap kondisi sekitar, apalagi memikirkan kondisi umat.
Ini sangat berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, generasi dididik untuk membentuk kepribadian Islam yaitu membentuk pola pikir dan pola sikap sesuai dengan ideologi Islam. Mereka kuat dalam segala hal, baik mental, fisik, ataupun pemikiran. Mereka tidak mudah kalah dengan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.
Seperti Ali bin Abi Thalib, usia 9 tahun berani menggantikan posisi tidur Rasulullah yang akan dibunuh musuh. Mushab bin Umair menjadi duta dakwah yang diutus Rasulullah ke Madinah yang akhirnya berhasil menaklukan para pembesar di sana. Ini adalah capaian yang luar biasa, yaitu menjadi generasi yang taat kepada Allah dan juga berjuang menjadi bagian pengubah peradaban.
Generasi yang seperti inilah yang diharapkan oleh negeri ini supaya menjadi negeri yang makmur dan maju, bebas dari penjajahan neoliberalisme Barat. Maka, selamatkan generasi kita di negeri ini dengan Islam. Hanya dengan aturan syariat Islam dalam bingkai khilafah, akan tercipta pemuda-pemuda yang tangguh dan cerdas.
Wallahu a'lam bishowab.
Oleh: Shinta Putri
Muslimah Peduli Generasi