Masya Allah, 75 Ribu Muslimah Peduli Generasi Saksikan Risalah Akhir Tahun 2022! - Tinta Media

Selasa, 03 Januari 2023

Masya Allah, 75 Ribu Muslimah Peduli Generasi Saksikan Risalah Akhir Tahun 2022!

Tinta Media - Sekitar 75 ribu muslimah peduli generasi pemimpin umat seluruh Indonesia berkumpul menyaksikan acara risalah akhir tahun 2022.

"Alhamdulilah, ada lebih dari 75.000 peserta baik via streaming YouTube maupun zoom dan nobar di berbagai wilayah se-Indonesia. Masyaa Allah!" tutur panitia Risalah Akhir Tahun yang bertajuk "Pemuda Pemimpin Perubahan: Peduli Generasi Pemimpin Umat" Sabtu (31/12/2022).

Panitia menuturkan, satu jam sebelum acara nonton bareng (Nobar) dimulai, peserta sudah mulai berdatangan. Sebagaimana peserta nobar yang berada di Kabupaten Malang-Jawa Timur. "Peserta muslimah di wilayah sekitar Turen dan Gondang Legi dari berbagai kalangan dan usia mulai berdatangan. Salam dan senyum kerinduan akan umat yang peduli pada kondisi generasi kian membuncah. Obrolan-obrolan kecil mengisi masa tunggu jarum jam menunjuk angka 9," ujarnya. 

Para muslimah mulai dari pelajar, mahasiswi, dan ibu rumah tangga membicarakan kondisi generasi muda saat ini. "Semua sepakat bahwa pemuda saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak perangkap yang dipasang untuk menghancurkan pemuda dengan cara yang tampak indah dan dengan desain yang menawan. Inilah yang menjadikan para muslimah ini berkumpul, agar mengetahui bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan pemuda dari kondisi yang sedang tidak baik-baik saja tersebut," ungkapnya. 

Akhirnya, jarum pendek jam dinding telah menyapa angka 9. "Operator mulai menuju link YouTube untuk memulai Nobar yang di-streaming dari Jakarta. Sayang, sinyal masih enggan bersahabat hingga hampir 30 menit baru dapat muncul audio dan video dari YouTube. Bersyukur, sedikit kendala teknis ini tak mengurangi semangat para peserta untuk bergabung dengan peserta dari wilayah lain menyaksikan agenda risalah akhir tahun," katanya. 

Akibat terlambat, peserta nobar dari Malang baru bisa menyaksikan pemaparan dari pemateri kedua. "Beliau adalah Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS sebagai dosen dan pakar Administrasi Publik. Ustazah Lilik menyatakan bahwa pemuda saat ini belum merdeka. Di mana merdeka itu ketika para pemuda paham akan Islam secara kaffah dan menerapkannya," katanya. 

Menurut Ustazah Lilik, pemuda sedang masuk ke dalam perangkap neoliberalisme. "Sedangkan sistem pendidikan Indonesia tidak lepas dari pengaruh kebijakan sistem ekonomi Kapitalis Liberal yang orientasinya menciptakan buruh atau tenaga kerja. Tak heran, pendidikan hanya menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sebuah value atau nilai materi untuk menjadi tenaga kerja," bebernya. 

Pemateri selanjutnya yakni Hj. Tingting Rohaeti yang merupakan Pengasuh Ponpes Purwakarta. "Beliau menyampaikan bahwa ada dua regulasi yang dapat merusak santri, yaitu pertama, UU no 18 tahun 2019 tentang pesantren yang diwajibkan berbasis Islam moderat tentu akan melahirkan para santri moderat. Kedua, kebijakan pemerintah untuk pemberdayaan ekonomi pesantren sehingga mengalihkan orientasi utama menuntut ilmu menuju ke orientasi ekonomi," jelasnya. 

Oleh karena itu, Hajah Tingting menyatakan pentingnya keseriusan para Mubalighah dalam memperbaiki dan mengembalikan peran utama pesantren dalam mencetak ulama dengan 3 cara. "Pertama, memahamkan Islam kaffah. Kedua, mendakwahkan Islam kaffah dan ketiga, amar makruf nahi mungkar," terangnya.

Kemudian Ustazah Apri Hardiyanti, S.H. yang merupakan Ketua Kornas Kohati Periode 2018-2020. "Beliau menganalogikan bahwa perjuangan penegakan khilafah sama dengan ketika Nabi Nuh membuat perahu. Keduanya dianggap sebagai hal yang akan sia-sia karena dinilai tidak dibutuhkan umat. Beliau juga menyatakan ada upaya mengadu domba pemuda muslim dengan pemuda moderat," tutur panitia. 

Di penghujung acara menghadirkan seorang Aktivis Dakwah, yakni Ustazah Ratu Erma Rachmayanti. "Akan tetapi, ada sedikit kendala yang kembali terjadi di titik Nobar kami. Tiba-tiba sinyal laptop terputus. Tak ayal, hanya sedikit pemaparan Ustazah Ratu Erma yang dapat ditangkap di akhir acara. Beliau menyatakan bahwa semua upaya perusakan generasi muda tersebut diwadahi oleh organisasi internasional seperti PBB," ungkapnya. 

Oleh karena itu, perjuangan harus sepadan, sehingga tak dapat dilakukan sendiri. Namun, upaya mendakwahkan Islam harus dilakukan bersama partai ideologis untuk melanjutkan kehidupan Islam. "Begitulah pemaparan dari para pemateri. Pemaparan tersebut ternyata diamini oleh para peserta Nobar," katanya. 

Testimoni Tokoh

Salah satu testimoni dari seorang tokoh masyarakat yang sekaligus sebagai seorang pendidik di sekolah berbasis Islam, Dra. Sholihah. "Beliau mengatakan bahwa setelah mengikuti agenda Nobar ini sangat memicu semangat juang para guru untuk mempelajari Islam kaffah. Serta beliau semakin terpacu semangatnya untuk memahamkan dan mendakwahkan Islam kaffah kepada umat khususnya generasi muda, terutama pada anak didiknya," tutur panitia. 

Kemudian juga testimoni dari salah satu peserta lagi yang merupakan seorang ibu rumah tangga bernama Ega Juwita. "Dia menyatakan sepakat dengan pernyataan kondisi pemuda saat ini sangat memprihatinkan, rapuh, dan jauh dari agama. Solusi yang bisa mengubah ialah dengan menerapkan Islam. Oleh karena itu, harus optimal memahamkan kepada lingkungan terdekat tentang pentingnya penerapan Islam kaffah dalam sebuah institusi negara," ujarnya.

Alhamdulilah, alla kulli hal. Acara telah selesai dan diakhiri dengan pembacaan doa. Biidznillah, esensi dari setiap materi yang disampaikan dapat dicerna oleh peserta walaupun terjadi beberapa kendala.

"Semoga semua peserta di seluruh pelosok negeri ini paham bahwa kerusakan pemuda digawangi oleh sistem kapitalis yang diterapkan saat ini, sehingga tak ada jalan lain untuk menyelamatkan pemuda agar mampu menjadi pemimpin umat adalah dengan mencampakkan kapitalisme dan menggantinya dengan aturan yang berasal dari Sang Pencipta yakni Islam," harapnya.

Akhirnya, klusak-klusuk peserta di awal masa penantian tadi telah terjawab oleh para pemateri. "Semoga berkumpulnya para muslimah yang peduli pada nasib generasi ini menjadi hujjah bahwa mereka tidak tinggal diam terhadap kerusakan pemuda yang terjadi saat ini dan berupaya untuk ikut bersama partai ideologis dalam jalan dakwah mengembalikan kehidupan Islam," pungkasnya.[] Wida Nusaibah

#GenerasiMudaPimpinPerubahan
#SelamatkanGenerasidenganIslam
#reportaserisalahkepemudaan
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :