Tinta Media - Sebuah perusahaan yang maju dan berkembang dengan pesat pastilah didukung dengan menggunakan sebuah manajemen yang baik. Sebuah acara yang sukses tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor utamanya adalah manajemen yang baik dan teratur. Nah manajemen itu sebenarnya apa? Akankah sebuah perencanaan? Atau pengambilan sebuah keputusan? Manajemen memiliki makna yang sangat luas dan di dalamnya bisa mencakup perencanaan, pengambilan keputusan, sistem ataupun sebuah proses yang telah terorganisisr dengan baik.
Kisah ini berlandaskan pada firman Allah dalam
Al-Qur’an surah Al Anbiya ayat 78. Pada saat itu terdapat sekelompok kambing
milik suatu kaum yang masuk ke ladang dan kemudian merusak ladang tersebut.
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman pun memberikan keputusan untuk masalah tersebut.
Keputusan Nabi Daud ialah kambing-kambing tersebut diserahkan kepada pemilik
ladang karena telah merusak ladang. Sedangkan keputusan Nabi Sulaiman ialah
kambing-kambing tersebut tidak diserahkan begitu saja, tetapi diserahkan untuk
diambil manfaatnya yang sifatnya hanyalah sementara. Kemudian ketika diambil
manfaatnya itu, pemilik kambing disuruh untuk memperbaiki ladang yang telah
rusak tadi. Kalau tanamannya rusak maka pemilik kambing harus menanam lagi dari
awal hingga menghasilkan seperti saat dirusak oleh kambing-kambing miliknya. Dan
ketika ladang tersebut sudah menghasilkan, maka kambing-kambing itu boleh
dibawa pulang oleh pemiliknya. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa, dua
orang Nabi yang sama-sama mempunyai hikmah dan ilmu memberikan sebuah keputusan
secara bersamaan. Lantas keputusan manakah yang lebih baik? Hal ini dijelaskan
dalam surah Al-Anbiya ayat 79.
Maka Allah memberikan pemahaman kepada Nabi
Sulaiman, bahwasannya Nabi Sulaiman lah yang lebih tepat keputusannya.tetapi bukan berarti keputusan nabi Daud adalah
salah, melainkan pada dua keputusan yang luar biasa ini harus dipilih salah
satu keputusan yang terbaik. Yakni yang paling cocok dengan kondisi dan
kemaslahatan Bersama.
Dalam hidup ini kita memang sering dihadapkan
pada sebuah pengambilan keputusan. kita tidak bisa membiarkan suatu masalah
terus berlarut-larut. Karena jika hal itu dilakukan, maka masalahnya semakin
lama akan menjadi semakin besar hingga menggunung, dan ketika sudah menggunung
kemudian pecah, maka akan hancurlah semuanya.
Tinggalkanlah yang membuatmu menjadi ragu,
karena pada dasarnya keragu-raguan itu asalnya adalah dari syaiton. Jangan
pernah mengambil sebuah keputusan ketika ragu-ragu itu terjadi. Kemudian
bagaimana dengan kisah Nabi Daud AS? Beliau tidak ragu-ragu dalam mengambil
keputusan, meskipun belum menjadi yang terbaik.
Beliau tidak ragu-ragu Karena landasannya adalah iman, beliau mengambil
keputusan bukan karena adanya kepentingan pribadi. Banyak orang-orang yang
mengambil keputusan karena adanya keuntungan untuk kepentingan pribadinya.
Mereka tidak peduli jika keputusan itu apakah akan menghancurkan suatu
organisasi atau merugikan orang lain. Bagi mereka yang penting mendapatkan
keuntungan pribadinya. Hal inilah yang tidak dicontohkan oleh Nabi Daud AS, karena
bagi beliau Allah telah memberikan Ilmu yang sangat luar biasa, dan dengan ilmu
inilah beliau mengambil keputusan.
Keragu-raguan dalam mengambil keputusan bisa
terjadi karena tidak mempunyai ilmu. Disinilah pentingnya kita untuk menuntut
ilmu. Karena dengan mempunyai ilmu kita bisa mendapatkan banyak manfaat, salah
satunya adalah kita bisa mengambil sebuah keputusan tanpa ragu-ragu.
Hikmah manajemen Nabi Daud ini adalah jangan
ragu-ragu dalam mengambil keputusan, jika landasannya adalah iman disertai
dengan ilmu yang cukup.[]
Oleh: Muhammad Azam Atsan
Mahasiswa