Tinta Media - Hampir selalu menjelang Nataru, harga pangan melonjak. Berdasarkan data harga pasar, hampir semua bahan pangan pokok mengalami peningkatan di sebagian besar pasar tradisional.
Dikutip dari laman media bisnis.com (14/12/22), mayoritas harga bahan pangan meningkat di antaranya pada komoditi, beras, telur ayam, bawang merah dan bawang putih. Harga beras mengalami peningkatan berkisar 0.18 % - 0.23 %, sedangkan yang tertinggi pada komoditi bawang merah, yaitu mencapai 0.91% dibanding harga sebelumnya. Bahan pangan pokok lain yang mengalami kenaikan harga antara lain; kedelai, jagung, minyak goreng, hingga tepung terigu.
Peningkatan harga bahan pangan ini tak lain dikarenakan peningkatan permintaan konsumen menjelang masa libur natal dan tahun baru.
Mengutip pernyataan mentri perdagangan Zulkifli Hasan, "Kenaikan harga telur disebabkan permintaan yang meningkat jelang Natal dan tahun baru. Harga telur naik sedikit karena permintaan naik. Nanti kalau permintaannya biasa lagi, harganya akan turun kembali. Kenaikan ini masih wajar sebesar Rp30.700 per kg, tetapi di ritel modern masih Rp27.000 per kg," jelas Zulhas. (bisnis.com 14/12/22).
Meskipun adanya perbedaan harga antara pasar tradisional dan ritel tersebut, sebagian besar masyarakat banyak yang mengeluhkan, karena jumlah konsumen di pasar tradisional lebih besar dibandingkan pasar ritel.
Sedangkan menurut hasil pemantauan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) di bandingkan masa libur Nataru tahun lalu dengan sekarang, hanya ada 3-4 komoditi yang mengalami peningkatan harga. Untuk tahun ini hampir semua komoditi pangan pokok terjadi lonjakan harga. Lonjakan tersebut kemungkinan akan terus berlanjut jika masalah pasokan tidak ditangani (CNBC Indonesia 14/12/22).
Kondisi naiknya harga-harga bahan pangan pokok di atas, layaknya musim buah mangga yang datang terjadwal setiap tahunnya. Hampir setiap tahun, seperti masa libur Nataru dan libur Lebaran misalnya, kondisi tersebut selalu terjadi. Penyebab terjadinya sama, yaitu seperti teori ekonomi pada umumnya, ketika permintaan meningkat maka harga meningkat, karena pasokan tidak terpenuhi, sehingga terjadi kelangkaan barang yang menyebabkan peningkatan harga akan terus berlanjut.
Antisipasi pasokan dari bulan-bulan sebelumnya seharusnya sudah dipikirkan pemerintah, agar bisa menjaga pasokan stabil sehingga ketika permintaan meningkat, harga tetap stabil.
Belum lagi penimbunan komoditi yang dilakukan mafia-mafia pasar, yang semakin memperberat kelangkaan barang dan jasa, sehingga menyebabkan kenaikan harga tidak dapat dielakkan. Kondisi ini jelas menyusahkan rakyat. Problem rutin tahunan ini jelas menunjukkan lemahnya sistem ekonomi yang diterapkan dan lemahnya negara mengantisipasi kondisi ini. Atau mungkin memang negara acuh untuk mengurusi kesejahteraan rakyat?
Berbeda halnya dalam negara Islam. Seperti janji Allah Subhanahu wat’ala, bahwasanya Islam sebagai rahmatan lil alamin, atau rahmat untuk seluruh alam, tentu punya solusi. Sistem ekonomi Islam memilki cara jitu untuk menjaga distribusi pangan dan menjaga gejolak harga. Semua lini akan diperbaiki jika terjadi kondisi kelangkaan seperti di atas.
Ketersediaan bahan pangan rakyat/umat, akan stabil karena rantai stok akan terus terpenuhi, sedangkan sumber daya alam dan manusia akan dikelola secara baik. Di mulai dari hulu, yaitu produsen bahan pangan. Petani, misalnya, komoditas utamanya padi, alokasi lahan tepat, pemenuhan produksinya tidak dipersulit, seperti mendapatkan benih yang unggul, obat-obatan dan pupuk yang terjangkau, serta harga hasil panen tidak dipukul rendah.
Daulah senantiasa menerapkan harga yang wajar. Ketika musim panen tiba, gunanya agar petani tidak rugi dan tepat sasaran padi dan beras bisa masuk ke gudang pasok daulah. Setelah itu, untuk sampai pada hilir, yaitu pasar dan siap di konsumsi oleh rakyat.
Sistem distribusi diperhatikan secara serius, dimulai dari infrastruktur jalan daerah penghasil komoditi, hingga proses distribusi yang tepat. Hal ini dibarengi dengan peran aktif dari semua sektor, semisal peneliti pertanian menghasilkan produk penelitian benih yang unggul untuk petani, dan lainnya. Ini karena penyelsaian kondisi tersebut tidak bisa diselsaikan pada salah satu sektor saja, tetapi harus semua sektor yang terlibat. Yang paling utama adalah ketaatan rakyat dan daulah terhadap syariat Allah benar-benar diwujudkan secara nyata dan kaffah. Wallahu’alam bi shawab.
Oleh: April Rain
Aktivis Dakwah