Tinta Media - Tahun 2023 baru saja dimulai. Namun, hingga akhir tahun 2022 lalu nyatanya problem yang terjadi di Indonesia masih belum terselesaikan dengan tuntas. Menurut Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, angka kejahatan atau tindak pidana selama tahun 2022 mengalami kenaikan sekitar 7,3% dibanding pada tahun 2021.
Permasalahan demi permasalahan semakin menumpuk tanpa ada penyelesaian yang tuntas, dari kasus korupsi yang semakin menggurita, narkoba yang semakin banyak menelan korban, hingga yang paling miris adalah kerusakan pada generasi muda yang semakin parah.
Banyak kejahatan yang dilakukan oleh generasi muda. Contohnya saja beberapa waktu lalu ada seorang pemuda (19) tega memperkosa ibu kandung dan adik perempuannya karena sering menonton video porno.
Contoh lain adalah ada dua orang pemuda yang tega membunuh seorang ibu dan bayinya hanya karena sakit hati pada suaminya.
Selain kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh para pemuda tersebut, masih banyak lagi kerusakan-kerusakan yang terjadi pada generasi muda saat ini, di antaranya adalah narkoba, seks bebas, mental illness, degradasi moral sampai yang akhir-akhir ini sedang viral adalah banyaknya generasi muda yang terjerat masalah pinjaman online dan paylater.
Dari sekian banyak kerusakan yang terjadi pada pemuda tersebut, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, di antaranya:
Pertama, Lemahnya Akidah
Para pemuda tidak tahu apa tujuan dia hidup di dunia ini sehingga tidak tertanam keimanan dan rasa takut kepada Allah pada dirinya. Mereka jauh dari nilai-nilai agama sehingga terdorong untuk melakukan kejahatan serta penyimpangan-penyimpangan.
Kedua, Pendidikan Sekuler
Sistem pendidikan sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan saat ini tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas akan dibawa ke mana generasi muda ke depannya.
Kurikulum terus berganti dan selalu berubah-ubah sesuai dengan kebijakan rezim yang berlaku pada saat itu.
Ketiga, Role Model yang Salah
Generasi muda saat ini tidak memiliki role model yang benar. Mereka berkiblat pada idol-idol buatan kafir yang berasal dari Korea atau Amerika.
Padahal, menetapkan sebuah role model pada pemuda adalah hal yang sangat penting. Dari role model inilah pemuda bisa terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan sesuatu.
Jika role modelnya salah, maka akan berdampak pula pada kesalahan yang dilakukan oleh para pemuda karena biasanya mereka mencontoh apa yang dilakukan atau dikatakan oleh idolanya.
Keempat, Faktor Lingkungan dan Teknologi
Tidak adanya kontrol sosial di tengah-tengah masyarakat juga menjadi pendorong semakin banyaknya kerusakan yang terjadi pada pemuda saat ini. Budaya saling menasihati dan menegur jika ada kesalahan sudah tidak diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Hal ini mengakibatkan para pemuda tidak memiliki kontrol sosial dan semakin terjerumus pada kerusakan-kerusakan dan mengalami degradasi moral yang semakin parah.
Solusi Hakiki pada Problematika Generasi Muda
Inilah yang terjadi ketika syariat/aturan Islam tidak ditegakkan di dalam sebuah negara. Nyatanya, sistem yang ditegakkan pada negara saat ini justru membuat problematika pada generasi muda semakin kompleks dan kerusakan-kerusakan yang terjadi semakin parah.
Oleh karena itu, satu-satunya sistem yang mampu menyelesaikan permasalahan ini adalah sistem Islam, yaitu khilafah.
Khilafah akan mengembalikan fungsi negara sebagai pengurus dan pelindung umat. Dalam hal ini adalah melindungi akidah para pemuda. Mereka akan dibina sehingga akidahnya kuat dan tumbuh menjadi generasi yang bertakwa. Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang kurikulumnya berpatok pada Al-Qur'an dan as-sunnah sehingga tercipta generasi-generasi muda yang bersakhsiyah Islam. Khilafah juga mampu menciptakan masyarakat yang memiliki suasana keimanan yang kuat. Budaya Amar ma'ruf nahi mungkar akan dibangun di tengah-tengah masyarakat sehingga ada kontrol sosial yang mampu membentengi para pemuda dari kesalahan-kesalahan dan kerusakan. Khilafah juga akan menyortir media sosial agar sesuai dengan syariat Islam. Tidak boleh ada pornografi, pornoaksi atau konten-konten lain yang membahayakan akidah para pemuda.
Wallahu alam bishawab.
Oleh: Nia Agustin
Sahabat Tinta Media