Tinta Media - Tudingan buletin kepada beberapa web Islam yang mendakwahkan khilafah sebagai ajaran Islam ke dalam kelompok pro radikal dan teroris, dinilai Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana sebagai tuduhan sumir.
"Mengkategorikan web Islam ke dalam kelompok pro radikal dan teroris merupakan tuduhan sumir. Apalagi bila dikaitkan dengan dakwah khilafah sebagai ajaran Islam," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (18/1/2023).
Ia menyatakan bahwa klausul mengaitkan dakwah khilafah dengan radikalisme dan terorisme adalah propaganda yang bertujuan menjauhkan umat dari kewajiban menegakkan khilafah. "Padahal khilafah adalah ajaran Islam. Konsepsi mulia, dan telah terbukti kemuliaannya dalam sejarah peradaban manusia," imbuhnya.
Menurutnya, banyak kitab ulama menjelaskan terkait bukti khilafah ajaran Islam. Dan keberadaan khilafah telah tertoreh dalam perjalanan sejarah peradaban Islam. "Hanya orang-orang yang miskin dan malas literasi yang masih mempertanyakan bahwa khilafah adalah ajaran Islam," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa syariah adalah aturan, tuntunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala sang Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan. Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pastinya mengetahui apa yang baik bagi manusia, dan negeri di mana manusia tinggal. "Ini adalah keyakinan yang harus muncul dalam diri orang-orang yang beriman. Bahwa mustahil Allah Subhanahu wa Ta'ala membuat aturan yang akan memberikan keburukan dan kezaliman bagi manusia. Sehingga dengan demikian, syariah pasti baik untuk negeri ini dan negeri manapun," terangnya.
Ia mengungkapkan bahwa sudah sangat nyata sistem yang sekarang diberlakukan itu kapitalisme sekuler, sistem rusak yang merusak. Tidak hanya merusak alam semesta dan lingkungan dengan eksploitasi rakus mengeruk kekayaan alam demi keuntungan para pemilik modal. Namun juga merusak kehidupan, nilai-nilai insaniah karena aturan kapitalistik sekularistik telah menjauhkan manusia dari nilai-nilai fitrahnya sebagai makhluk dan Dzat sang pencipta. "Maka semestinya kapitalisme sekuler ini adalah ancaman sejati bagi umat manusia, termasuk negeri ini," ungkapnya.
Ia pun menilai narasi radikalisme dan terorisme merupakan agenda barat. "Ini berdasarkan pada penelusuran historis yang menunjukkan bahwa War on Terorism yang kemudian diperluas menjadi War on Radicalism adalah agenda barat yang diusung untuk melanggengkan teori permusuhan untuk mengokohkan eksistensi ideologi barat pasca runtuhnya komunisme," tandasnya.[] Ajira