Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru H Luthfi Hidayat menyatakan makna Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 155 adalah keniscayaan kehidupan yang pasti akan menghadapi ujian, dan menyikapinya dengan sabar.
“Keniscayaan adanya ujian dari Allah SWT yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Tidak ada manusia yang hidup tanpa melalui ujian dan cobaan. Semua kondisi ujian ini harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Inilah makna Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155,” tuturnya dalam Kajian Jumat Bersama Al-Qur’an: Keniscayaan Ujian Dalam Hidup, Jumat (20/1/2023), di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.
Menurutnya, ujian yang dihadapi itu tidak mesti disukai oleh manusia, hal yang serba menyenangkan juga merupakan ujian dari Allah SWT. Untuk menghadapinya harus dengan kesabaran.
“Sabar untuk senantiasa berbuat taat dan sabar untuk selalu menghindarkan kemaksiatan kepada Allah SWT,” ujarnya.
Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوفِ وَالْجُعِ وَنَقْصٍ مِنَالْأَمْوالِ وِالْأَنْفُسِ وَالْثَّمَراتِ وَبَشِّرِ الْصَّابِرٍينَ (١٥٥)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Ia mengungkapkan penjelasan secara umum maksud ayat ini dari Imam Ibnu Katsir, yakni Allah SWT memberitahukan bahwa Dia akan menguji hamba-hamba-Nya yang beriman.
“Sebagaimana Firman Allah Ta’ala dalam Qur’an Surat Muhammad ayat 31 bahwa Allah SWT akan memberikan cobaan berupa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan,” ungkapnya.
Sementara Imam Ali Ash Shabuni menjelaskan maknanya bahwa sungguh Allah SWT akan memberikan cobaan dengan sesuatu yang remeh dari berbagai macam cobaan, seperti rasa takut dan kelaparan, kehilangan sebagian harta, kematian beberapa orang tercinta, dan musnahnya sebagian lahan perkebunan, dan buah-buahan.
Sedangkan Imam Al Qurthubi di dalam Tafsir beliau Al Jami’ li Ahkamil Qur’an menjelaskan bahwa bala atau cobaan tersebut maksudnya ujiannya bisa saja terkadang baik atau bisa jadi juga buruk. Makna aslinya adalah ujian.
“Artinya, Allah akan menguji kamu agar terlihat siapa yang akan bersabar dan siapa yang akan menyimpang. Setelah itu barulah akan diberikan ganjaran untuk masing-masing reaksi,” jelasnya.
Ia pun menegaskan ada pendapat tentang hal ini, di mana manusia diuji dengan ujian tersebut agar dapat dijadikan pelajaran oleh orang-orang yang datang setelahnya.
“Agar mereka (manusia setelahnya) dapat mengetahui bagaimana seharusnya mereka bertindak,” tegasnya.
Ia melanjutkan pendapat lainnya bahwa manusia diberitahukan seperti ini agar menjadi yakin terhadap apa yang menimpanya. Setelah itu hati mereka pun menjadi tenang dan tidak panik dengan apa yang apa terjadi.
“Oleh karena itu di dalam ayat ini juga terdapat sebuah dalil pemberian pahala dari Allah SWT ketika mereka di dunia dengan menetapkan kepercayaan diri dan ketenangan hati,” lanjutnya.
Ia menerangkan penjelasan dari Imam Ibnu Katsir yang mengemukakan bahwa ayat mulia tersebut adalah bahwa semua hal di atas dan yang semisalnya merupakan bagian dari ujian Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. “Barang siapa bersabar, maka Dia akan memberikan pahala baginya, dan barang siapa yang berputus asa karenanya, maka Dia akan menempatkan siksaan terhadapnya,” terangnya.
Oleh karena itu, Guru Luthfi menambahkan penegasan dari Firman Allah Ta’ala: وَبَشِّرِ الْصَّابِرٍينَ
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
“Bahwa Imam Al Qurthubi menjelaskan tentang pahala kesabarannya, dan pahala ini tidak terbatas dan tidak terkira,” tegasnya.
Selanjutnya Imam Syekh Muhammad Ali Ash Shabuni menjelaskan makna dari penegasan Firman Allah Ta’ala tersebut, yakni berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar atas musibah dan cobaan, dengan balasan surga.
Ia mengakhirinya dengan memohon kepada Allah SWT agar menolong umat untuk bersikap sabar. [] Ageng Kartika