Tinta Media - Islam sebagai jalan hidup telah memberikan panduan lengkap lahir batin bagi manusia untuk meraih bahagia dunia akhirat. Termasuk konsep tentang cara manusia menghadapi dunia. Zuhud dan Wara' adalah salah satunya.
Amat penting bagi seorang muslim untuk memahami konsep Zuhud dan Wara' agar bersikap tepat terhadap kehidupan di dunia ini. Sehingga bisa fokus pada tujuan hidup dan tidak ribet atau sibuk dengan ujian dunia.
Ibnul Qayyim mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
الزُّهْدُ تَرْكُ مَالاَ يَنْفَعُ فِي الآخِرَةِ وَالوَرَعُ : تَرْكُ مَا تَخَافُ ضَرَرَهُ فِي الآخِرَةِ
“Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat.”
Ibnul Qayyim lantas berkata, “Itulah pengertian zuhud dan wara’ yang paling bagus dan paling mencakup.” (Madarij As-Salikin, 2:10, dinukil dari Minhah Al-‘Allam, 3:138)
Berarti zuhud adalah meninggalkan hal-hal yang melalaikan dari dari akhirat, beralih pada meninggalkan kesenangan duniawi dan sibuk pada dunia, lalu semangat menggapai akhirat serta mempersiapkan diri menuju negeri masa depan.
Termasuk dalam zuhud ini adalah meninggalkan yang haram dan makruh, juga meninggalkan hal mubah yang dapat melalaikan dari akhirat dan melalaikan dari melakukan amalan saleh.
Zuhud ini bukan berarti kita tidak boleh mengurus dunia yang bisa mengantarkan untuk taat kepada Allah. Zuhud bukan berarti kita harus tinggalkan kebiasaan dunia secara umum, seperti meninggalkan jual beli, bertani, dan bekerja. Boleh saja kita mencari dunia asalkan tidak melalaikan dari persiapan akhirat, hati tetap tidak penuh pada dunia, dan mengharap apa yang ada di sisi Allah. mencari dunia tapi tujuan nya akhirat. Mencari harta agar bisa memenuhi kewajiban nafkah itu mulia. Apalagi jika diberikan kelebihan dunia kemudian dihabiskan untuk membiayai perjuangan di jalan Allah maka itulah Zuhud.
Zuhud bukanlah hidup miskin papa kemudian minta-minta harta kepada orang lain. Atau sok tidak suka harta padahal hatinya berharap akan harta dan mencintainya.
Ibnul Jalaa’ mengatakan, “Zuhud adalah memandang dunia itu akan fana, dunia itu kecil di matamu, sehingga jika di dunia, itu ditinggalkan begitu mudah.” (Bashair Dzawi At-Tamyiz, 3:139, dinukil dari Minhah Al-‘Allam, 3:137).
Para sahabat ridhwanullaah alayhim adalah contoh manusia Zuhud sebenarnya. Diantara mereka ada Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Tholhah bin Ubaidillah, Abu Bakar dll mereka semua orang kaya namun mereka tidak mencintai hartanya.
Harta tidak menghalangi mereka sedikitpun untuk berdakwah dan berjihad. Ketika perintah jihad datang maka semua perniagaan dan bisnis mereka tinggalkan untuk berangkat jihad. Ketika adzan terdengar maka mereka tinggalkan semua hartanya itu. Dan ketika seruan berinfak terdengar maka mereka bergegas-gegas menafkahkan hartanya hingga tak bersisa.
Di sisi lain mereka menjauhi namanya yang haram, makruh bahkan yang mubah. Jika mubah yang tak bermanfaat. Hidup mereka fokus untuk mencari ridho Allah SWT.
Itulah contoh sempurna tentang sikap Zuhud dan Wara'. semoga Allah mudahkan kita untuk Zuhud dan Wara'. Aamiin.[]
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center