Tinta Media - Potret remaja saat ini begitu menyedihkan. Bagaimana tidak, generasi yang seharusnya menjadi sosok dambaan umat dan pelopor peradaban malah terjerumus dalam hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti mengikuti balap motor hingga masuk menjadi anggota geng motor. Usia yang seharusnya digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, malah melenakan para generasi muda saat ini.
Tak dimungkiri, banyak remaja yang telah kecanduan narkoba dan obat-obatan terlarang, bahkan hingga berani menenggak minuman keras di tempat umum. Jadilah usia yang mereka miliki terbuang sia-sia hanya untuk memenuhi hawa nafsunya semata.
Tak hanya itu, pergaulan bebas yang kini merajalela seolah bukan hal yang tabu. Hal itu menggenapkan keyakinan kita bahwa generasi saat ini telah begitu rusak. Mereka telah kehilangan jati diri sebagai sang pelopor perubahan. Perilaku gen Z yang sangat rusak menyebabkan masa depan suram. Kondisi seperti ini sangat berbeda dengan zaman dahulu.
Lihatlah Usamah bin Zaid, sang panglima perang termuda dalam sejarah. Di usianya yang ke 17, ia telah menghadapi pasukan Romawi dan berhasil kembali dengan kemenangan yang sangat gemilang.
Ada juga Shalahuddin Al-Ayyubi, sang pembebas Palestina. Ia membebaskannya di usia yang masih muda.
Para Assabiqunal Awwalun di masa Rasulullah juga kebanyakan dari para pemuda, seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan masih banyak lagi.
Mereka adalah para pemuda yang ikut berkontribusi untuk kejayaan Islam. Mereka tak pernah menyia-nyiakan waktu yang dimiliki. Bagi mereka, seluruh waktu adalah berharga. Mereka menggunakan waktu yang ada untuk belajar dan beribadah agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi umat.
Seperti halnya Mehmet kecil yang selalu disibukkan dengan belajar dan beribadah. Memang, membentuk pribadi seperti layaknya Sultan Muhammad Al-Fatih membutuhkan waktu yang tidak singkat. Diperlukan adanya pendidikan dari orang tua dan ketekunan dalam belajar. Hingga akhirnya, beliau dikenal sebagai sang Penakluk Konstantinopel di usianya yang ke 21 tahun. Menjadi pewujud bisyarah Rasulullah Saw. adalah suatu hal yang sangat diimpikan oleh Mehmet kecil. Ketekunan dan kedekatannya dengan Sang Pencipta mengantarkannya pada kesuksesan yang telah lama diimpikan seluruh kaum muslim kala itu.
Kerusakan yang terjadi saat ini tak terlepas dari peran orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Banyaknya perceraian yang terjadi membuat anak tumbuh tanpa kasih sayang dan pendidikan yang cukup. Hingga akhirnya, sebagai pelampiasan akan kekecewaannya, para anak yang broken home itu terjerumus pada pergaulan yang salah.
Di sini, lingkungan juga sangat berperan dalam membentuk pribadi sang anak. Apabila lingkungan yang melingkupi dia buruk, maka bisa dipastikan kemungkinan besar remaja tersebut akan terikut rusak juga.
Nah yang paling penting di sini adalah peran negara sebagai pengayom rakyat yang seharusnya memperhatikan kehidupan rakyat dengan baik. Negara juga harus memberi fasilitas yang baik sehingga remaja saat ini bisa belajar dengan semestinya.
Tentu saja di sistem saat ini, mengharap kepada negara adalah suatu hal yang mustahil. Sistem yang digunakan saat ini bukanlah sistem Islam sehingga aturan yang diterapkan sudah barang tentu bukan Islam. Lalu bagaimana peran kita untuk kebangkitan Islam?
Sebagai seorang remaja muslim, kita telah memiliki tugas di atas pundak kita untuk mengembalikan kejayaan dan kegemilangan Islam. Melalui media sosial yang kita miliki, kita bisa memaksimalkan dakwah melalui media sosial itu. Dengan kecanggihan teknologi seperti saat ini, berdakwah tak harus melalui pengajian. Melalui tulisan yang kita buat, atau podcast yang kita sebarkan, itu bisa menjadi pahala jariyah ketika seseorang yang melihat dan membaca tersadar akan hakikat dan tugasnya sebagai seorang remaja muslim.
Oleh karena itu, tetaplah berdakwah melalui hal apa pun. Usia kita yang masih muda bukanlah penghalang untuk tetap menyadarkan umat. Malah, di usia saat ini kita harus maksimalkan dakwah untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa yang akan datang. Tetaplah semangat dan istiqamah. Jangan pernah mundur dari tugas dakwah ini karena dipundak kitalah kejayaan Islam terletak. Takbir!!!
Wallahu ‘a’lam bish shawwab ….
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
Siswi DKDM PP Baron 1 Nganjuk