Tinta Media - Gempa Cianjur pada 21 November 2022 yang menewaskan 271 korban jiwa, diduga terjadi akibat aktivitas dari pergeseran sesar Cimandiri. Ini membuat masyarakat menjadi lebih waspada. Di Jawa Barat sendiri terdapat 5 sesar yang aktif, yaitu sesar Cileunyi, Tanjung Sari, sesar Jati, sesar Cicalengka, sesar Legok Kole, dan sesar Lembang. Kelima sesar tersebut tentu dapat memicu gempa Jawa Barat.
Bencana alam seperti gempa adalah musibah yang tidak bisa diduga atau diprediksi terjadinya karena ini merupakan qadha Allah, bagian dari kekuasaan-Nya. Bencana gempa yang telah terjadi di Cianjur, Jawa Barat telah mengakibatkan berbagai kerusakan, mulai dari harta benda, korban jiwa, dan korban luka-luka.
Ada dua faktor penyebab bencana alam gempa yang sering terjadi. Pertama akibat fenomena alam, seperti pergerakan sesar yang dapat menyebabkan terjadinya gempa. Faktor yang kedua adalah akibat perbuatan tangan manusia, yang mengundang kemurkaan Allah, sehingga menyebabkan bencana dan malapetaka bagi umat manusia. Seperti firman Allah Swt. dalam Q.S Ar-Rum ayat 41 yang artinya:
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Gempa yang terjadi merupakan bukti kekuasaan Allah, akibat ulah manusia yang melakukan berbagai kemaksiatan yang merajalela di muka bumi, seperti merebaknya perzinaan, riba, kemusyrikan, L6BT, berbagai kezaliman yang terjadi akibat kebijakan penguasa, serta terjadinya penistaan agama terhadap ajaran Islam yang dilakukan oleh orang yang tidak suka kepada Islam, dan bebagai kemaksiatan lainnya.
Ini menjadi salah satu sebab turunnya azab Allah, agar manusia sadar serta bertobat dan kembali ke jalan yang diridai Allah.
Manusia harus berdo'a, sabar, dan ikhlas dalam menghadapi bencana yang datang dari Allah, karena ini merupakan ujian yang akan mendatangkan pahala.
Musibah yang terjadi adalah bentuk kasih sayang Allah kepada umatnya agar manusia bersyukur dan bertobat. Selain itu, manusia diwajibkan untuk berusaha mencegah bencana, termasuk gempa.
Pertama, dengan kecanggihan teknologi saat ini yang bisa dimitigasi oleh para pakar geologi geodesi yang mampu memetakan potensi gempa.
Kedua, dengan aktivitas amar makruf nahi munkar, saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Akan tetapi, sistem yang dianut sekarang adalah kapitalisme sekuler yang lahir dari hawa nafsu manusia. Sistem ini telah melahirkan manusia yang miskin iman, tidak peduli dengan keadaan sekitar, hidup bebas dengan dalih HAM. Ini karena agama dijauhkan dari kehidupan. Agama tidak dijadikan sebagai aturan untuk mengurusi kehidupan manusia.
Penguasa dalam sistem kapitalis menilai sesuatu berdasarkan materi, yang meniscayakan untung rugi, sehingga penanganan bencana gempa lamban, dan hanya seadanya saja. Ini karena rakyat dianggap sebagai beban sehingga akan merugikan penguasa.
Berbeda dengan sistem Islam, yaitu khilafah yang menjadikan kekuasaan adalah sebuah amanah berat. Penguasa akan dimintai pertanggungjawabkan oleh Allah Swt. kelak di akhirat atas kepemimpinan mereka dalam mengurus rakyatnya.
Karena itu, penguasa dalam sistem Islam yang dipimpin oleh Khalifah akan cepat tanggap dalam menangani setiap bencana yang terjadi secara optimal, dan mencegah apa pun yang menjadi sebab turunnya kemurkaan Allah. Di antaranya, yaitu fengan aktivitas amar makruf nahi munkar yang dilakukan penguasa dan rakyat.
Penerapan syari'at Islam secara kaffah oleh Khalifah akan mencegah timbulnya berbagai kemaksiatan dan kezaliman karena hukum Islam bersifat baku, tegas, dan memberikan efek jera sekaligus sebagai penebus dosa di akhirat. Dengan demikian, umat akan terjaga dari aktivitas yang mengundang murka Allah.
Dahulu, ketika khilafah tegak, pada masa khilafah Umar bin Khattab pernah terjadi gempa. Beliau segera menghentakkan tangannya ke tanah, seraya berseru.
"Apa yang terjadi denganmu? Ingatlah, jika terjadi kiamat, pasti bumi akan menceritakan beritanya. Sebab, aku pernah mendengar rasulullah saw. bersabda: "Jika terjadi hari kiamat, maka tidak ada sehasta dan sejengkal tanah pun melainkan ia (bumi) akan memberitakannya". Lalu setelah kejadian itu Umar berkata, "Wahai sekalian manusia, tidaklah gempa ini terjadi melainkan perbuatan kalian. Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika peristiwa ini kembali terulang, niscaya aku tidak ingin tinggal lagi bersama kalian di tempat ini."
Khalifah Umar benar-benar menjaga rakyatnya. Ketika gempa terjadi, Umar memberikan peringatan yang tegas kepada rakyat agar tidak melakukan kemaksiatan yang akan mengundang kemurkaan Allah Swt.
Wallahu alam bishawab
Oleh: Elah Hayani
Sahabat Tinta Media