Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menjelaskan tujuan pengembangan perindustrian dalam Islam. “Perindustrian dalam Islam dikembangkan bukan hanya agar ekonomi bisa berputar. Lebih dari itu, tujuan industri dalam Islam harus diarahkan mewujudkan ‘maqasidu syariah’ yakni peran negara dalam melindungi dan memelihara jiwa, akal, agama, nasab, harta, kemuliaan, keamanan, dan negara,” terang narator dalam tayangan Serba-serbi MMC: 12 Sub Sektor Industri dalam Tekanan Akibat Ketidakpastian Ekonomi Kapitalisme, Ahad (4/12/2022) di channel YouTube Muslimah Media Center.
Sehingga, lanjutnya, keberadaan industri yang ada dibangun untuk menolong jiwa-jiwa manusia, misalnya dalam industri makanan dan obat-obatan dan menghidupkan akal semisal industri penerbitan Islam dan alat-alat edukasi.
Selain kedua hal diatas, tambahnya, untuk memenuhi tujuan dibangunnya industri, dibangun juga industri alat-alat yang memudahkan kaum muslimin untuk beribadah, contohnya industri konstruksi sarana ibadah atau alat-alat transportasi jamaah haji. Begitu pula, diadakan pabrik yang mewujudkan kehidupan keluarga lebih harmonis seperti industri peralatan untuk bayi dan ibu hamil dan seterusnya.
“Dari konsep ini, industri dalam khilafah akan senantiasa diarahkan untuk mampu mengatasi seluruh kebutuhan dari rakyat negara Islam, baik muslim maupun non-muslim,” ujarnya.
Di saat yang sama, sambungnya, perindustrian khilafah juga dibangun atas dasar strategi dakwah dan Jihad defensif maupun ofensif, baik yang sifatnya non-fisik maupun fisik.
“Sifat non-fisik yang dimaksud adalah industri yang dibangun tidak boleh memberi peluang sedikit pun kepada pihak asing atau orang-orang kafir agar industri khilafah bergantung pada mereka, baik dari sisi teknologi melalui aturan-aturan lisensi, ekonomi melalui aturan-aturan pinjaman, ekspor-impor, maupun politik,” bebernya.
Ia juga menyampaikan bahwa dari sisi fisik, seluruh industri khilafah harus mampu menyediakan keperluan untuk jihad saat dibutuhkan. Contohnya pada saat damai, maka industri alat-alat berat akan membuat alat transportasi seperti kereta api, pesawat dan lainnya.
Namun narator mengatakan bahwa pada saat perang industri tersebt pun harus mampu dengan cepat memproduksi tank, senjata otomatis, dan alat-alat Jihad canggih lainnya.
Narator mengutip firman Allah ta'ala yang artinya, dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak tahu, sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya atau dirugikan (TQS. al-Anfal:60)
"Alhasil, industri yang terbentuk dalam khilafah adalah sektor industri yang mandiri dan stabil karena berkembang pada sektor ekonomi real.”[] Wafi