Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menyayangkan, eksistensi industri mandiri saat ini dibangun berlandaskan kapitalisme sehingga bergantung kepada pihak lain.
“Industri Mandiri sangat penting untuk diwujudkan oleh sebuah negara. Dan faktanya, membangun sebuah industri, terlebih industri mandiri, memerlukan dana atau investasi yang sangat besar. Sayang, keberadaan industri saat ini dibangun dari asas kapitalisme. Sehingga industri-industri yang terbentuk terutama di negara berkembang eksistensinya akan bergantung kepada pihak lain,” terangnya dalam tayangan Serba-serbi MMC: 12 Sub Sektor Industri dalam Tekanan Akibat Ketidakpastian Ekonomi Kapitalisme, Ahad (4/12/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Ia menilai ketergantungan ini muncul karena kapitalisme memberi akses kepada para pemilik modal untuk terlibat dalam industri, yakni melalui mekanisme investasi.
“Dari mekanisme ini, mereka bisa menjadi pengendali ekspansif atau kontraksinya sebuah industri. Satu buktinya badai PHK sudah melanda sejumlah perusahaan sektor Padat Karya sampai startup di penghujung tahun ini,” bebernya.
Namun, tambahnya, situasi ekonomi di tengah ancaman resesi dan ketidakpastian global membuat para investor menahan modalnya pada perusahaan. Alhasil, harga saham turun dan perusahaan akan melakukan efisiensi produksi dengan melakukan PHK.
Selain investasi dari pihak asing, lanjutnya, kapitalisme membentuk atmosfer bahwa industri harus masuk ke dalam mekanisme pasar bebas. Kondisi ini memberi peluang untuk negara-negara maupun para korporat kapital memegang monopoli pasar.
“Jika negara tersebut mengalami pelemahan ekonomi, maka negara yang berada di bawah kendalinya juga akan terimbas. Seperti keterangan Memperin Agus Gumiwang ketika ditanya alasan sub sektor yang dimaksud mengalami kontraksi, Agus menjelaskan secara garis besar itu berhubungan
dengan pelemahan pasar di Eropa dan Amerika Serikat,” ungkapnya.
Karenanya, narator memaparkan, kebijakan industri kedepannya bukan hanya terletak bagaimana mengupayakan agar semua sektor berada dalam kondisi ekspansif, lebih dari itu.
Keberadaan industri, sambungnya, yang notabenenya menyangkut hajat hidup orang
banyak seperti sektor pertambangan energi atau infrastruktur telekomunikasi dan lainnya harus dibangun secara mandiri dan visi yang demikian tidak akan pernah dicapai dalam sistem kapitalisme.
“Visi tersebut akan terwujud jika asas pembangunan industri berada dalam sistem yang shohih, yakni sistem Islam atau khilafah,” pungkasnya.[] Wafi