Tinta Media - Sobat, kematian itu karena ajal. Dan ajal adalah keputusan dan ketentuan Allah. Tak ada seorang pun yang tahu tentang ajalnya. Jika ajal sudah datang maka pasti seseorang akan mati. Tak akan bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. Artinya kematian itu bisa datang kepada kita kapan saja.
Jika demikian maka seorang manusia bisa kapan saja mati tanpa dia ketahui waktunya. Seorang bisa mati pada usia berapa saja. Tidak mesti harus tua. Tidak mesti harus sakit. Tidak mesti harus kena tembak atau gempa atau tsunami dll. Yang pasti jika ajal tiba maka pasti mati.
Maka sikap hidup muslim mestinya siap mati kapan saja. Siap mati kapan saja meskipun itu besok hari. Artinya seorang muslim mesti berusaha siap meninggalkan dunia ini kapan saja. Artinya pula bahwa harus sudah siap selesai dengan dunia ini kapanpun. Tidak ada dalam kamus nya bahwa dia baru siap mati jika...... Karena kapan dia mati tidak berada dibawah kuasanya.
Bagi setiap muslim maka penting memperhatikan hal hal berikut:
1.Menjadikan fokus hidup bertujuan mencari ridho Allah tak lebih. Maka ketaatan kepada Allah dan Rasulnya adalah perkara pokok.
2. Qona'ah dengan dunia. Bahwa yang Allah berikan berupa kenikmatan dunia pasti cukup untuk kita berapapun itu, sampai kembali kepada Allah.
3. Menjadikan dunia sarana Akhirat. Dunia ini adalah ladang pahala. Sehingga melakukan apapun di dunia ini untuk dipetik hasilnya di akhirat. Baik ataupun buruk. Jadi dunia hanya tempat beramal bukan tempat panen.
4. Tidak boleh mencintai dunia dengan segala perhiasannya. Baik wanita, tahta maupun harta. Semua itu hanya ujian dan sarana meraih pahala.
Tidak boleh menjadikan dunia tujuan. Jangankan menjadikan tujuan mencintai saja tidak boleh.
5. Karenanya mengurus dunia hanya boleh dengan niat ridho Allah dan dengan cara sesuai syariat Allah. Mengurus keluarga anak istri, bisnis atau kerjaan dan kewajiban sebagai pemimpin masyarakat semua wajib dengan syariat Islam. Tidak boleh satu pun masalah diselesaikan dengan selain syariat Islam.
6. Berperan serta secara maksimal dalam berjuang menegakkan Islam kaffah dalam Khilafah. Karena itulah amal yang dituntut secara prioritas pertama oleh Islam. Oleh syariat Islam. Oleh Allah dan rasulnya. Prioritas amal itu sesuai perintah suara bukan pilihan hawa nafsu.
7. Berupaya mendidik hati, bahwa harus siap kapan saja dipanggil Allah. Setelah semua upaya maksimal maka selalu berserah diri kepada Allah atas semua kekurangan dan kesalahan.
8. Mendidik keluarga baik anak maupun istri dengan hal yang sama. Bahwa semua harus sudah bersiap berpisah dengan dunia ini kapan saja. Sehingga bisa memaksimalkan untuk saling mencintai dan memberikan terbaik dalam menunaikan kewajiban satu sama lain. Dan saling memaafkan kekurangan masing masing.
9. Senantiasa bertaubat kepada Allah. Ya Rabb, inilah diri hamba....dengan segala upaya hamba maka demikian hasilnya maka ampunilah hamba dan rahmatilah hamba ya Rabb...
Demikian lah semestinya sikap kita kepada dunia. Semoga kita termasuk orang yang beruntung.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَـنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ ..رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Sungguh telah beruntung orang yang memeluk Islam, dikaruniai rezeki yang cukup dan Allâh menjadikannya bersifat qanaah atas nikmat yang diberikan-Nya kepadanya. [HR. Muslim]
Wallaahu a'lam.[]
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center