Dr. Rini: Kasus HIV/AIDS Seperti Fenomena Gunung Es - Tinta Media

Sabtu, 24 Desember 2022

Dr. Rini: Kasus HIV/AIDS Seperti Fenomena Gunung Es

Tinta Media - Pemerhati Kemaslahatan Publik Dr. Rini Syafri mengatakan kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es.
 
“Setiap tahunnya, Desember dijadikan sebagai bulan peringatan HIV/AIDS, tetapi persoalan ini justru makin memprihatinkan saja. Dalam kurun waktu 2010 - 2022, terdapat sekitar 12.553 kasus HIV/AIDS. Ini pun seperti fenomena gunung es karena hanya tampak dari segi data. Kenyataannya tentu jauh lebih besar,” ungkapnya dalam acara diskusi terbatas, Rabu (14/12/2022) via daring.
 
Kasus HIV/AIDS pertama kali muncul pada 1978 dan orang dengan gejala tersebut baru teridentifikasi pada 1981 di San Fransisco pada kalangan homoseksual. “Oleh karenanya, bisa disimpulkan bahwa penyakit ini sangat erat kaitannya dengan perbuatan manusia yang melakukan seks bebas,” simpulnya.
 
Di Indonesia, sebutnya, kasus ini muncul pertama kali 10 tahun kemudian di Bali, juga pada kalangan homoseksual. Dari situ, kasus makin menyebar hingga kini. Data epidemiologi UNAIDS menyebutkan bahwa hingga 2021, jumlah orang dengan HIV mencapai 38,4 juta jiwa. Mirisnya, kelompok perempuan dan anak menunjukkan angka yang memprihatinkan.
 
“Berbagai solusi dan penanganan yang dilakukan oleh UNAIDS pada faktanya juga justru makin memperburuk keadaan. Anjuran seks aman, setia pada pasangan, dan sebagainya, sangat kental dengan paham kebebasan berperilaku. Indonesia sendiri juga mengikuti arahan tersebut. Alih-alih mampu mengatasi permasalahan penyebaran HIV/AIDS, kasusnya malah terus bertambah setiap tahunnya,” sesalnya.
 
Liberalisme
 
Rini mengatakan, akar masalahnya adalah karena liberalisme dan sekularisme menjadi landasan tata kelola kehidupan. Akhirnya, setiap solusi yang dilakukan hanya tambal sulam dan tidak pernah menyentuh inti persoalan.
 
“Fenomena maraknya HIV/AIDS ini adalah cerminan rusaknya peradaban kapitalisme sehingga perlu adanya solusi komprehensif. Tentu sistem berlandaskan akidah Islam sajalah yang mampu mengatasinya, bahkan seluruh persoalan kehidupan dapat terselesaikan,” ujarnya memberikan solusi.
 
Sistem Islam, yakinnya,  sangat menjaga agar manusia senantiasa berada dalam perilaku mulia dan memuliakan. Hal yang menyimpang  tidak akan mendapat ruang dalam kehidupan dan akan ada sanksi tegas atas pelanggarannya. Begitu pula sistem ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan, dan politik Islam, seluruhnya saling terkait untuk benar-benar mengentaskan permasalahan, termasuk HIV/AIDS ini.
 
“Oleh karenanya, hanya dengan penerapan syariat Islam kafah, zero  transmission (nihil penularan) HIV/AIDS menjadi keniscayaan,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :