Tinta Media - Anak-anak dunia mengabdi kepada dunia untuk mencari remah remah dunia yang bisa jadi ga pernah didapatkannya sampai mati. Untuk itulah dia mentotalistaskan seluruh tenaga, pikiran dan jiwanya seumur hidupnya. Mengejar-ngejar remah dunia secara membabi-buta tanpa peduli lagi peringatan Allah Tuhannya. Tanpa peduli nasehat orang-orang bijak di sekelilingnya.
Dia membabi dan membuta menghalalkan segala cara. Melanggar hak setiap orang. Memfitnah, berbohong, berkhianat dan segala keburukan siap dia lakukan demi dunia. Bahkan tak sungkan menghina Allah, Al Qur'an dan Rasulullah Saw asal dibayar.
Andai dengan menolak jilbab mereka dapat bayaran atau kredit poin pasti mereka lakukan. Menolak poligami demi tuan dunia pun tak Masalah. Apalagi menolak khilafah yang dibenci penjajah dan anteknya di seluruh dunia pasti akan dapat poin besar dari tuannya. Apapun yang bisa menyenangkan tuan dunia sehingga dapat kredit poin yang ujungnya cuan pasti mereka lakukan.
Anak dunia ada juga yang berprofesi sebagai ulama, pastinya ulama su'. Memutarbalikkan ayat dan hadits demi opini sesat di masyarakat pun lancar tanpa takut dosa. Menolak yang hak dan membela yang batil itu biasa bagi mereka.
Begitulah anak anak dunia full beragam profesi. Ada penguasa, ada hakim, ada intelektual, ada oligarki, ada semua prosesi tentu saja. Mereka berlomba dan bersaing berebut seberkas air yang nempel dijari tangan dengan menolak air sebanyak lautan.
Maka seorang muslim mestinya menjadi anak anak akhirat. Menjauhi anak anak dunia. Jangan sampai tertulari penyakit paling berbahaya itu.
Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu berkata :
اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ، فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ، وَلَا تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابٌ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ
"Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat pasti akan datang. Masing-masing dari dunia dan akhirat memiliki anak-anak, karenanya, hendaklah kalian menjadi anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah hari amal bukan hisab, sedang kelak adalah hari hisab bukan amal."
[Shahîhul Bukhâri, kitab: ar-Riqâq, bab: fil Amali wa Thûlihi, Fat-hul Bâri XI/235. Lihat juga Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, II/378].
Semoga kita istiqomah sebagai anak anak akhirat. Aamiin[]
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center