Tinta Media - Meningkatnya curah hujan yang mengguyur daerah Bandung Raya di awal bulan Desember menyebabkan terjadinya banjir bandang dan ini sudah menjadi cerita lama tak berkesudahan.
Bicara hujan berarti bicara tentang banjir yang selama ini menimpa daerah perkotaan hingga pedesaan di Bandung Raya. Berbagai macam jenis sampah yang menumpuk di sungai pun menjadi persoalan yang pelik dan sulit diatasi. Macam-macam sampah seperti plastik, lumpur dan limbah industri , kayu gelondongan dan berbagai sampah lainya seakan menjadi pemandangan yang sudah biasa dilihat. Semua mengarungi DAS Citarum tanpa hambatan. (BandungBergerak.id)
Adapun Komunitas-komunitas pemerhati lingkungan di DAS Citarum juga melibatkan diri, bersinergi dengan Satgas Citarum Harum yang berlatar militer. Mereka antusias meng edukasi perilaku masyarakat untuk mulai memilah dan mengolah sampah mereka sendiri, tidak membuang sampah ke sungai. Target Citarum Harum di tahun 2025 adalah mengusung konsep pentahelik yang melibatkan semua unsur masyarakat.
Memang, tidak dapat dimungkiri bahwa masalah sampah dan banjir yang melanda kota Bandung selama ini begitu pelik dan belum bisa diatasi hingga kini. Terbukti dengan masih terus terjadi banjir ketika musim penghujan datang. Berbagai upaya terus dilakukan, tetapi ternyata nihil hasilnya. Tetap saja masih banyak warga terdampak akibat banjir yang melanda.
Kalau kita lihat, faktanya memang demikian adanya. Masalah banjir memang bukan masalah baru bagi warga kota Bandung, terutama daerah rawan banjir.
Risiko sosial dan ekonomi yang ditimbulkan sudah tak terhitung lagi dan sudah menjadi langganan di setiap tahunnya. Masyarakat hanya disuguhi alasan bahwa semua yang terjadi atas mereka adalah karena faktor alam.
Memang benar, hanya fenomena alam saja yang menjadi kambing hitam para pemimpin kekuasaan dengan hanya membeli solusi yang bersifat pragmatis seperti ajakan untuk tidak membuang sampah sembarang dan mengelola sampah agar mengurangi pencemaran lingkungan. Membersihkan saluran air dan sebagainya.
Padahal, ketika kita cermati, ada yang harus dievaluasi dalam kehidupan manusia hari ini. Yaitu tentang individu masyarakat hari ini dan juga berkaitan dengan kebijakan terstruktur dalam pembangunan dan penanggulangan bencana.
Sebenarnya ada banyak perilaku manusia yang punya andil dalam masalah sampah dan banjir, tetapi mereka sendiri seolah tidak menyadari. Atau sebenarnya menyadari, tetapi karena sistem hari ini memang serba bebas sehingga hal-hal yang melanggar aturan pun dianggap biasa. Perilaku tersebut misalnya penebangan hutan secara liar dan budaya konsumtif yang terjadi di masyarakat kita.
Eksploitasi sumber daya alam (Tambang) yang mencengkeram saat ini adalah buah dari sistem sekuler yang diterapkan di negeri ini sehingga alam menjadi rusak. Masyarakatlah yang terkena imbasnya.
Lagi-lagi para penguasa seolah lalai akan hal itu dan tetap beranggapan bahwa penyebab terjadinya sampah menggunung dan banjir adalah akibat curah yang tinggi. Jadi, segala solusi yang ditawarkan tidak akan bisa memberi jalan keluar yang hakiki ketika masih terkungkung oleh sistem kapitalisme sekuler. Masyarakat harus sadar bahwa semua yang terjadi adalah karena adanya struktur atau kebijakan yang salah sehingga berdampak kepada mereka sendiri.
Padahal, Allah sudah memberi aturan dan solusi yang tepat untuk manusia yaitu, Islam.
Islam adalah sebuah aturan hidup yang menyeluruh. Islam adalah ideologi yang memiliki seperangkat aturan di dalamnya. Dijamin, Islam mampu menjadi solusi bagi semua problematika kehidupan karena datangnya dari Allah Swt. yang mahatau apa yang dibutuhkan manusia, termasuk dalam masalah sampah, limbah, serta perusakan hutan akibat eksploitasi tambang yang brutal.
Allah Swt. berfirman:
“Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan, disebabkan perbuatan manusia, Allah menghendaki supaya mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41)
Jadi, bukan semata-mata karena sikap manusia yang selalu membuat rusak lingkungan, tetapi ada hal lain yang menjadi penyebab terjadinya bencana, yaitu berbagai kemaksiatan yang dilakukan sehingga Allah memberi peringatan dan teguran kepada manusia seluruhnya.
Sistem Islam memperhatikan kepentingan umat secara detail dan sangat memperhatikan keharmonisan dan keseimbangan dalam mengatur kehidupan. Islam juga mengatur hak kepemilikan rakyat, individu, dan negara. Islam juga sangat memperhatikan tata ruang, sehingga semua tertata dengan baik sesuai aturan. Dengan adanya akhlak dan adab yang baik akan menunjang segala perbuatan agar sesuai dengan aturan Sang Pencipta. Itulah keimanan.
Pemimpin dalam Islam (Khalifah) betul-betul menjadi pengurus rakyat dan selalu menjaga umat agar taat aturan dan semua terkondisikan dengan baik. Khalifah selalu menjaga rakyat dari perkara yang diharamkan Allah Swt, sehingga minim terjadi pelanggaran. Karena itu, wajar jika dalam naungan pemerintahan Islam, akan terciptalah sebuah masyarakat yang damai, sejahtera.
Begitulah Allah memberi aturan dalam Islam yang sangat sempurna untuk manusia dan semua akan terwujud apabila sistem Islam tegak di muka bumi.
Jadi jelaslah bahwa semua solusi yang dilakukan hari dengan segala daya dan upayanya tetap tidak akan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi, selain hanya dengan ISLAM.
Wallahu'alam a’lam bi ash-shawab.
Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media