Tinta Media - Hasbi Aswar dari Geopolitical Institute mengatakan, siapa pun presiden yang menjabat di Amerika, baik dari kelompok Republik ataupun Demokrat, strategi politik dan kepentingannya akan tetap sama.
“Terlepas dari dua karakter yang berbeda ini, sebenarnya strategi politik Amerika Serikat dan kepentingan Amerika Serikat tetap saja sama,” ujarnya dalam Kajian Politik Islam: Hasil Pemilu AS, Bagaimana Dunia Islam?Sabtu (3/12/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.
Pada saat Joe Biden terpilih menjadi presiden, Hasbi mengatakan, ada yang mempertanyakan bagaimana kebijakan Amerika terhadap Cina. Apakah Amerika tetap akan komfrontatif terhadap Cina atau tidak? Karena di era Trump, perang dagang terjadi. Karena itu, Trump atau Amerika Serikat di masa itu terus menyerang Cina, misalnya dengan isu Uighur, pelanggaran HAM, pelanggaran dalam aspek perdagangan global, dan lain-lain.
“Ada pertanyaan, apakah dan ketika menjadi pemimpin karena dia tidak Demokrat kemudian dia akan lebih soft terhadap Cina? Ternyata tidak. Biden menjadi presiden tetap gaya konfrontatif Amerika terhadap Cina kurang lebih sama. Kenapa seperti itu? Ya, karena memang Cina dari sisi politik Amerika Serikat, dia sudah dianggap mengancam stabilitas atau mengancam status quo atau mengancam hegemoni politik Amerika Serikat,” bebernya.
Oleh karena itu, menurutnya, apapun yang mengancam hegemoni politik Amerika Serikat, siapapun presidennya pasti akan menganggap itu penting, terlepas ia berasal dari kubu Demokrat atau pun Republik. Maka, kebijakan Presiden Donald Trump untuk membendung Cina tetap dilanjutkan oleh Presiden Joe Biden, karena hal ini mengenai masa depan dominasi atau pun ancaman politik Amerika secara global.
“Jadi, Amerika Serikat ketika melihat ada ancaman siapapun, mau Cina, dalam bahasa mereka radikalis, mau Rusia, misalnya. Ketika ada ancaman, maka mereka pasti akan menghadapi ancaman itu dengan serius siapapun presidennya itu. Apakah dari Republik maupun Demokrat,” jelasnya.
Jadi, ia pun menilai, ketika kelompok Demokrat ataupun Republik yang memimpin Amerika, perbedaannya sebatas gayanya atau cara ‘ngomongnya’ saja. Tapi, strategi politik Amerika Serikat tetap sama.
Amerika, tambahnya, tampak ingin menjaga supaya negara-negara kunci tidak lepas darinya. Strategi agar wilayah-wilayah kunci tidak lepas dari kontrol Amerika Serikat itu pasti akan terus dilakukan oleh siapapun pemimpin Amerika.
Ia melihat ada beberapa pangkalan latihan-latihan militer Amerika Serikat yang tersebar di seluruh dunia. Hal ini bisa menggambarkan betapa Amerika tidak ingin mengurangi sedikit pun dominasinya secara global. “Jadi ketika ada tantangan, ada ancaman, maka pasti akan dihadapi secara serius siapapun pemimpinnya,” terangnya
Tak Terkecuali Dunia Islam
Selain Cina, sambungnya, dunia Islam juga merupakan wilayah yang sangat strategis di Asia maupun di Timur Tengah. Oleh karena itu, dunia Islam tidak akan bisa terlepas dari hegemoni Amerika.
“Dunia Islam adalah wilayah yang sangat strategis. Timur Tengah misalnya, termasuk Asia Tenggara, termasuk wilayah Asia Tengah, Asia Selatan, Pakistan, Asia Tengah ada Afganistan misalnya, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, ada di Asia Barat ya, negara-negara Teluk misalnya, itu semua adalah negara wilayah strategis semuanya,” paparnya.
Wilayah-wilayah tersebut, ia menyampaikan merupakan jalur perdagangan strategis, memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa banyak, pasar yang sangat besar, dan mempunyai sumber daya manusia yang sangat banyak. “Sehingga dunia Islam itu secara ‘taken for granted’ atau secara natural, secara sunnatullah tidak akan mungkin bisa lepas dari pantauan Amerika Serikat”, tuturnya.
Menurutnya, Amerika akan selalu menjaga wilayah ini untuk tetap dibawa kontrolnya. Sehingga tidak akan mungkin Amerika membiarkan ada rezim atau pemimpin yang membelot dan mencoba-coba melepaskan diri dari amerika. Apalagi membiarkan mereka menjauh dari kepentingan Amerika Serikat.
“Amerika Serikat akan selalu menjaga, berupaya untuk menjaga supaya rezim-rezim yang berkuasa di wilayah strategis ini tetap memimpin dan tidak merugikan kepentingan-kepentingan, strategi-strategi politik global Amerika, terlebih dunia Islam,” pungkasnya.[] Wafi