Gandeng Forum Lintas Agama, Solusi Atasi Stunting? - Tinta Media

Selasa, 13 Desember 2022

Gandeng Forum Lintas Agama, Solusi Atasi Stunting?

Tinta Media - Joko Sembung pergi ke pasar, tidak nyambung alias ambyar. Kita ketahui bersama, Forum Lintas Agama Kebangsaan adalah lembaga yang dibentuk oleh rezim, yang konon katanya untuk memelihara kerukunan dan kesejahteraan antar umat beragama, yang dilandasi sikap toleransi. 

Hal itu juga tidak terlepas dari proyek moderasi yang terus digaungkan dengan narasi anti radikalisme, supaya Islam menjadi agama yang moderat, selaras dengan apa yang diinginkan oleh penjajah. Islam yang mau diatur dan tunduk pada keinginan penjajah, bukan Islam sebagai aturan kehidupan.

Jadi, terkesan aneh dan lucu, lembaga tersebut di atas dilibatkan dalam mengatasi dan menekan angka stunting oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Sebagaimana dilansir dari laman kepri.antaranew.com (06/12/2022) Wan Siswandi selaku Bupati Natuna menyampaikan bahwa rapat koordinasi yang diselenggarakan antara pemerintah setempat dan forum lintas agama merupakan bagian dari gerakan nasional dalam percepatan penurunan stunting.

Menurut mereka, dengan menggandeng forum lintas agama nantinya bisa mengambil peran sesuai dengan fungsi kelembagaan seperti memberikan edukasi tentang gizi seimbang, memperbaiki pola asuh hingga sosialisasi pencegahan stunting. 

Jika kita cermati, fenomena stunting ini sangat berkaitan dengan kondisi gizi masyarakat. Sebuah realitas bahwa ternyata remaja putri di Indonesia saat ini 37 % diantaranya menderita anemia, kemudian ada 63 % remaja yang tidak anemia, setelah hamil, 48% diantaranya menjadi anemia. 

Jika demikian, berarti ada permasalahan pokok yang mesti kita pecahkan. Ketika ibu hamil mengalami anemia, maka bayi yang dikandungnya menjadi tidak subur, pendek dan berbahaya untuk perkembangan generasi yang akan datang. Adapun masalah stunting ini terjadi akibat kualitas makanan atau gizi yang buruk, dan hal tersebut tidak hanya terjadi pada ibu-ibu yang sudah berumah tangga, akan tetapi bisa terjadi  sejak anak-anak dan remaja.

Diakui atau tidak, kasus stunting dan gizi buruk ini berkaitan erat dengan faktor ekonomi. Seyogyanya dalam rangka mencegah stunting mengarah kepada pembekalan calon kepala keluarga sebagai penanggung nafkah, seperti membekali dengan keterampilan atau skill, menyiapkan lapangan kerja yang seluas-luasnya, memberikan gaji yang layak bagi para pekerja. 

Hal itu dilakukan agar para calon kepala keluarga mempunyai harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi, khususnya bagi janin yang dikandung sang istri.

Di samping itu yang tidak kalah pentingnya adalah peran seorang ibu, nantinya akan menjadi sekolah pertama dan paling utama bagi anak-anaknya, maka tidak boleh tidak, harus menjadi ibu yang cerdas. 

Oleh karena itu sebagai remaja putri, calon ibu, wajib untuk belajar agar memiliki kemampuan dan pemahaman ilmu yang cukup, sehingga kelak menjadi bekal untuk mendidik keluarganya, putra-putrinya, termasuk mengatur menu yang halal dan baik agar tercipta generasi yang unggulan.

Di sini diperlukan juga peran negara dalam memberikan jaminan nafkah serta lapangan kerja yang layak bagi masyarakatnya. Dengan demikian masalah stunting pun akan hilang.

Namun sayangnya, saat ini negara masih mengadopsi sistem kapitalisme dan demokrasi, yang semuanya serba liberal, sehingga berbagai upaya yang ditempuh belum menyentuh akar permasalahan. Tidak jarang langkah yang diambil itu seperti langkah aneh dan konyol, tidak solutif sama sekali.

Semua permasalahan yang terjadi saat ini, termasuk stunting akibat gizi buruk, akan teratasi dengan adanya penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Karena Islam memiliki aturan yang khas dan sempurna dari yang maha sempurna yaitu Allah SWT, Termasuk masalah ekonomi. 

Sumber daya alam yang melimpah akan dikelola oleh negara untuk menjamin kebutuhan dan kesejahteraan rakyatnya. Tidak diserahkan kepada swasta asing. Sehingga masyarakatnya sejahtera karena tercukupi segala kebutuhan hidupnya. Allahu’alam bisshowab.

Oleh : L. Nur Salamah, S.Pd.
Penulis dan Pengasuh Kajian Mutiara Umat
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :