Beri Aku Sepuluh Orang Pemuda Niscaya Akan Ku Guncangkan Dunia - Tinta Media

Sabtu, 24 Desember 2022

Beri Aku Sepuluh Orang Pemuda Niscaya Akan Ku Guncangkan Dunia

Tinta Media - “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia,” tutur Narator MMC menirukan perkataan Bung Karno di Serba Serbi MMC: Tongkat Estafet Perubahan Masyarakat Ada di Pundak Pemuda, Jumat (23/12/2022) melalui kanal You Tube Muslimah Media Center.
 
 Perkataan Bung Karno tersebut merupakan gambaran tentang kedahsyatan pemuda sebagai agen perubahan. “Tentu saja pemuda yang dimaksud adalah mereka yang berkualitas, sebab upaya melakukan perubahan memang tidak pernah bisa dilepaskan dari karakter kalangan muda,” tandasnya.
 
Menurutnya, pemuda adalah tulang punggung peradaban. Kemajuan dunia sangat erat kaitannya dengan sosok pemuda. 
 
“Secara fitrah masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya,” jelasnya.
 
 Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan, lanjutnya,  banyak dimiliki pemuda. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya mereka adalah agen perubahan.
 
“Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan.  Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka.  Baik buruknya nasib umat kelak bergantung pada kondisi pemuda sekarang ini,” imbuhnya.
 
Terseret Kapitalisme
 
Narator menyayangkan pemuda  saat ini sedang terarus oleh peradaban kapitalisme.  Kapitalisme telah menyeret kaum muda pada kehidupan liberal materialis, hedonis hingga apatis. Peradaban kapitalisme justru mengarahkan potensi pemuda Muslim yang justru bisa menjadi ancaman negeri ini.
 
“Kapitalisme memandang perlu memberdayakan potensi besar pemuda sesuai dengan kepentingan kapitalisme. Pemuda dibajak menjadi budak-budak para korporat. Pada saat yang sama pemuda kehilangan jati dirinya sebagai Muslim. Mereka menjadi trouble maker, pelaku kriminalitas, rentan dengan gangguan mental dan sebagainya,” sesalnya.
 
Agen Perubahan
 
Narator lalu mengatakan, menjadi penting mengembalikan peran pemuda sebagai agen perubahan, meraih kepemimpinan para pemuda Muslim untuk diarahkan membangun peradaban Islam yang mulia.
 
“Di usia produktifnya pemuda muslim seharusnya aktif memikirkan permasalahan yang begitu pelik menimpa negeri ini serta mencari solusi untuk mengatasinya. Misalnya masalah korupsi, kriminalitas, krisis identitas, kemiskinan, pendidikan tak layak dan berbagai permasalahan lainnya,” harapnya.
 
Permasalahan yang realitasnya terpampang nyata, ucapnya, harusnya mendorong kaum pemuda untuk melakukan sebuah perubahan. Memang benar pergerakan pemuda tidak sepenuhnya mati, namun sebagian besar pergerakan pemuda Muslim hari ini telah gagal memahami akar masalah yang sebenarnya, hingga akhirnya mereka meraba-raba solusi yang tepat untuk mengatasi problem negeri ini, yakni mengambil solusi melalui demokrasi yang ditawarkan oleh pemerintah.
 
“Kalaupun mengusung Islam sebagai solusi pemuda Muslim sudah dipasangi kacamata moderat yang begitu ramah terhadap nilai-nilai barat sekuler,  sebab moderasi Islam sejatinya adalah bagian dari rencana barat untuk menyerang Islam dari dalam. Tak ayal pemuda yang teracuni pemikiran moderat ini sangat jauh dari pemahaman Islam hakiki.  Pemuda Muslim malah menjadi penjaga sistem demokrasi liberal dan ekonomi kapitalis serta pendukung agenda Barat,” kritiknya.
 
Harus Diselamatkan
 
Narator berpendapat bahwa  pemuda Muslim harus diselamatkan, dan menyelamatkan diri dari pembajakan potensi yang salah oleh peradaban kapitalisme yang melemahkan keimanannya, merusak ketaatannya serta menjauhkan pemuda dari agenda perubahan hakiki.
 
“Lihatlah pemuda Muslim di masa Rasulullah Saw.  Mushab Bin Umair di usia yang sangat muda dengan yakin ia memilih Islam sebagai jalan keyakinan dan jalan hidupnya.  Pada saat ketenaran dan kemewahan hidup menghampirinya cahaya Islam datang memenuhi lubuk hatinya hingga Mus’ab  menjadi pemuda Muslim visioner dan berjuang demi Kemuliaan Islam,” kisahnya memberikan contoh.
 
Mus’ab bin Umair pun, tegasnya,  menjadi duta pertama dalam sejarah Islam yang diutus Rasulullah Saw. menyebarkan dakwah Islam ke Madinah.  Rasulullah Saw. memintanya untuk mengajarkan Al-Quran kepada penduduk Madinah.  “Dengan izin Allah Swt. melalui wasilah tangan Mus’ab bin Umair  dakwah Islam di Madinah mengalami perkembangan pesat.  Strategi dakwahnya luar biasa hingga Madinah menjadi pusat Negara Islam yakni Daulah Islamiyah,”tutur narator bangga.
 
Oleh karena itu, lanjutnya, tak ada pilihan lain bagi para pemuda untuk mewujudkan perubahan serta  mengambil Islam sebagai jalan perjuangan hakiki dan solusi dari semua permasalahan yang bercokol di negeri ini.
 
“Imam Malik bin Anas menyatakan tidak akan bisa memperbaiki kondisi generasi akhir umat ini kecuali apa yang telah mampu memperbaiki kondisi generasi awal umat ini,” ungkapnya.
 
Makna perkataan Imam Malik itu, jelasnya, umat Muslim dulu di masa Rasulullah dan generasi awal kaum muslim bisa menjadi baik dan bangkit dengan Islam. Karena itu sekarang pun mereka hanya bisa baik dan bangkit dengan Islam.
 
“Kini saatnya pemuda berdiri di garda terdepan dalam meraih perubahan yang hakiki dengan Islam,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :