Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menyatakan bahwa Islam menilai kemiskinan sebagai problem terbesar manusia.
“Islam memandang kemiskinan adalah problem terbesar dalam kehidupan manusia, karena dampaknya banyak menimbulkan keburukan,” ungkap Narator MMC dalam Sumbangan Peradaban Islam: Jaminan Sosial Islam Mengentaskan Kemiskinan, Ahad (30/10/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Kemiskinan, sambungnya, bisa membahayakan akidah seseorang merusak akhlaknya dan mengganggu ketenteraman masyarakat. Selain itu, kemiskinan juga melahirkan kelaparan, penyakit kebodohan, dan lemahnya kemampuan mengeksplorasi sumber-sumber alam dan manusia.
“Problem ini akan melahirkan dampak lanjutan, yakni menurunnya tingkat sarana produksi di daerah-daerah yang miskin, menurunnya pemasukan layanan kesehatan dan pendidikan, kejumudan sosial, keterbelakangan peradaban, dan lain-lain,” paparnya.
Karena itu, menurutnya, kemiskinan adalah bencana dan musibah yang harus ditanggulangi. “Ketegasan ini terlihat dari doa Rasulullah SAW, yang memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya, ‘Ya Allah aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekafiran dan kemiskinan’. Diantara cara yang diterapkan Islam untuk menanggulangi kemiskinan adalah himbauan bekerja dan sederhana dalam pembelanjaan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, ada sistem jaminan sosial yang dilakukan secara komunal oleh masyarakat dan negara. Islam menerapkan bahwa ada hak bagi fakir miskin dalam harta orang-orang yang kaya, maka jaminan sosial akan terwujud dalam mekanisme zakat, sedekah, infak, dan sejenisnya.
Sementara, tambahnya, negara berperan dalam jaminan tidak langsung dan jaminan secara langsung. Dalam jaminan secara tidak langsung, negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap laki-laki yang memiliki tanggung jawab nafkah. Mereka dipastikan memiliki pekerjaan yang layak sehingga bisa memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, seperti sandang, pangan dan papan secara makruf.
Narator menuturkan, “jaminan secara langsung itu terwujud tatkala negara mengalokasikan dana dari Baitul Mal untuk membiayai kebutuhan dasar publik, seperti layanan kesehatan, jaminan pendidikan, dan keamanan”.
Menurutnya, jaminan ini akan membuat semua warga, baik miskin, kaya, orang muslim, dan non muslim atau kafir zimmi mendapatkan hak-hak jaminan hidup mereka secara gratis dan berkualitas, tidak Ada kecemburuan sosial akibat diskriminasi layanan sosial.
Ia menyampaikan bahwa mudah sekali bagi Daulah Khilafah menyelesaikan masalah kemiskinan, karena baik orang kaya dan negara faham tugas dan kewajibannya masing-masing. “Alhasil masyarakat yang pernah mencicipi manisnya Daulah Khilafah tidak akan mengelak jaminan sosial yang begitu luar biasa ini,” tukasnya.
Sayang sekali, kenang narator, tatkala Daulah Khilafah runtuh di tahun 1924 lalu , kaum lemah tertindas dengan ketimpangan sosial yang dilahirkan dari penerapan sistem kapitalisme. Sebab sistem ini menjadikan para pemilik modal menjadi penguasa sesungguhnya, mengerdilkan peran negara, dan mengeksploitasi kekayaan umat.
“Jadilah kemiskinan yang dipandang Islam sebagai bencana benar-benar terjadi. Tidakkah kita ingin mengakhiri semua ini dan kembali kepada keberkahan Daulah
Khilafah?” sarkasnya.[] Wafi