KTT G20 di Bali, Analis: Upaya Amerika Selamatkan Diri dari Krisis Global - Tinta Media

Jumat, 04 November 2022

KTT G20 di Bali, Analis: Upaya Amerika Selamatkan Diri dari Krisis Global

Tinta Media - Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data, Hanif Kristianto mengungkapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali sebagai salah satu upaya Amerika untuk menyelamatkan diri dari krisis keuangan global. 

“Penting bagi kita mengetahui bahwa ini (KTT G20) merupakan salah satu cara Amerika untuk menyelamatkan dirinya dari krisis keuangan global,” ungkap Hanif dalam Kabar Petang: Jokowi Mampu Urus Perdamaian Dunia? di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (1/11/2022).

Sebelumnya, Hanif menjelaskan, Amerika melakukan berbagai upaya dalam mengatasi krisis keuangan global. Upaya tersebut dilakukan melalui forum-forum besar dunia maupun lobi-lobi melalui Kementerian Luar Negeri yang diutus presiden Amerika Serikat. “Salah satunya, KTT G20 ini,” kata Hanif menambahkan. 

Berdasarkan pengamatan Hanif, Indonesia saat ini menduduki peringkat 10 paritas daya beli pada Purchasing Power Parity (PPP) di antara anggota G20. Bahkan, menurut proyeksi Pricewaterhouse Cooper (PwC), perekonomian Indonesia diprediksi akan berada di peringkat kelima.  

“Tidak heran kalau di setiap kesempatan, Presiden Jokowi bangga menyebut perekonomian Indonesia berada di peringkat ke-7 dunia,” ungkapnya.
 
Krisis keuangan global yang melanda saat ini, menurut Hanif, merupakan dampak dari penerapan ekonomi kapitalis. Sementara ekonomi kapitalis ditopang oleh penjajahan ke negeri-negeri kaum muslimin, termasuk Indonesia.

“Nah, kalau kita amati dari sini, pangsa pasar yang besar serta daya beli Indonesia yang naik, otomatis menjadi peluang ekonomi,” imbuhnya. 

Amerika yang selama ini mengatur ekonomi dunia dengan dominasi dollarnya, tampak mulai kelimpungan. Mengingat, negara lawannya, Rusia sudah menstandarkan mata uang rubel dengan emas, sementara dolar Amerika belum. Hal ini, menurut Hanif akan menjadikan bandul keuangan global beralih kepada Rusia. 

“Karenanya, Amerika berkepentingan memiliki pangsa pasar baru dan juga untuk mencari teman baru. Agenda G20 sebenarnya diperuntukkan untuk negara kapitalis global,” tandasnya.

Sementara itu, Hanif menambahkan, jika mencermati struktur keanggotaan G20, meskipun Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN tapi belum tentu memiliki kapasitas melebihi negara-negar maju lainnya seperti Singapura ataupun Brunei. Amerika pun mencari lahan baru dan mencari partner baru untuk terus menghegemoni negara-negara sekutu. 

“Termasuk Indonesia juga menjadi partnership dari Amerika,” pungkasnya.[] Ikhty
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :