Tinta Media - Kapitalisasi pemuda sebagai bonus demografi yang disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN ke-40 dinilai Narator MMC hanya dijadikan tumbal ekonomi.
"Dengan alasan penyelamatan ekonomi ditengah krisis yang melanda dunia, pemuda dijadikan tumbal hingga menghilangkan peran utamanya sebagai pembangun peradaban cemerlang," ungkap narator dalam Serba-serbi MMC: KTT ASEAN ke-40 Pemuda hanya untuk dikapitalisasi? Senin (14/11/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Narator menuturkan, pemuda dengan segala potensinya merupakan modal bagi suatu bangsa. Kehidupan dimasa datang tentu tak lepas dari peran pemuda. Sayangnya, disadari atau tidak sistem pendidikan kapitalis sekuler menyusupkan pemikiran materialistik kepada para pemuda.
"Pengarusan pemuda dalam dunia bisnis sejatinya hanya akan mengantarkan pemuda pada kebahagiaan individu semata dan sama sekali tidak akan menyentuh akar masalah dari carut marutnya sistem kehidupan saat ini," tegasnya.
Program UMKM yang menggerakkan ekonomi riil akan menyelamatkan keterpurukan ekonomi yang diciptakan oleh sistem kapitalis. "Akan tetapi, apakah problem bangsa lainnya seperti kerusakan moral, mental illness, kekerasan dan kriminalisasi, pergaulan bebas, disintegrasi, Islam mofobia juga akan terselesaikan?" narator menanyakan.
Pemuda dengan segala potensinya harus memiliki pemahaman Ideologi Islam yang akan menuntun mereka untuk meneruskan perjuangan Islam dengan membangkitkan pemikiran masyarakat yang jumud dan cenderung apatis terhadap Islam saat ini. "Dengan kreativitasnya, para pemuda muslim akan berkontribusi besar dalam upaya membangkitkan kembali peradaban Islam. Kebangkitan Islam akan terealisasi dalam kehidupan ketika pemikiran - pemikiran Islam ideologi menjadi arah perjuangan pemuda," bebernya.
Narator memberikan empat langkah yang harus dilakukan pemuda dalam membangkitkan kehidupan Islam.
Pertama, menanamkan keimanan Islam pada dirinya. "Islam adalah agama paripurna yang mengatur segala perkara dunia dan akhirat. Bukan sekedar spiritual," ungkapnya.
Kedua, para pemuda semestinya mengkaji Islam sebagai ideologi bukan sekedar ilmu pengetahuan. "Wajib bagi mereka terikat dengan syariat Islam. Pemuda muslim harus menilai baik buruk serta benar salah berdasarkan ajaran Islam," jelasnya.
Ketiga, senantiasa memiliki sikap yang berpihak pada Islam, bukan netral apalagi oportunis, demi mendapatkan keuntungan duniawi. "Mereka harus teguh pada Islam sebagai ideologinya," ujarnya.
Keempat, para pemuda harus terlibat dalam dakwah menegakkan syariah dan khilafah bersama kelompok atau partai yang memperjuangkannya. "Hanya pemuda ideologis yang mampu melakukan perubahan hakiki ditengah-tengah umat, dengan tegaknya kembali peradaban Islam," pungkasnya.[] Yupi UN