Tinta Media - Hampir setiap hari kita disuguhi peristiwa kejahatan, baik pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual, pemerkosaan yang semakin merajalela, dsb. Ini menjadikan trauma dan ketakutan tersendiri di tengah masyarakat.
Kalau kita telusuri, semua peristiwa itu adalah dampak dari penerapan sistem yang rusak dan merusak, yaitu sistem kapitalis sekuler yang diadopsi di negeri ini.
Sistem yang mengagungkan kebebasan ini sungguh semakin meresahkan. Manusia bebas berperilaku dalam kehidupan umum tanpa merasa ada yang mengawasi karena agama tidak dipakai untuk mengatur kehidupan. Agama hanya dipakai atau diterapkan dalam hal ibadah, seperti salat, puasa, zakat, haji, dan urusan nikah saja. Sementara, untuk hal muamalah, manusia bebas melakukan apa saja yang dia suka, tanpa memikirkan halal haram atau larangan Allah. Karena itu, pintu kejahatan terbuka lebar dan sangat terasa sampai hari ini, tanpa ada hukum yang tegas dan membuat jera para pelaku kejahatan.
Manusia cenderung individualis sehingga hilang kepedulian terhadap sesama, yang penting diri sendiri senang. Sisi kemanusiaan semakin terkikis dan iman pun menjadi lemah. Masyarakat mudah tersulut emosi, walaupun hanya karena masalah sepele, sehingga rentan terjadi tindak kejahatan dan kekerasan.
Apalagi, sekarang masyarakat sedang dalam keadaan susah akibat pandemi dan diperparah dengan adanya inflasi. Banyaknya masyarakat yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) menambah berat beban mereka.
Dalam kondisi yang serba susah, terkadang hal-hal di luar nalar pun bisa dilakukan. Masyarakat pusing dengan harga bahan pokok yang serba naik. Biaya kesehatan dan pendidikan juga sangat mahal. Hukum yang kurang adil ketika memutuskan perkara tidak membuat jera pelakunya. Hal ini justru membuat masyarakat tidak takut untuk berbuat berbagai pelanggan dan kejahatan lainnya.
Hukum betul-betul bak mata pisau, tumpul ke atas, tajam ke bawah. Ketika orang miskin berbuat kesalahan, mereka cepat diproses dan dijatuhi hukuman yang kurang adil. Akan tetapi, ketika yang melakukan pelanggaran hukum adalah para konglomerat atau pejabat negara, proses hukum selalu lamban dan hukumanya tidak sesuai.
Itulah yang dirasakan dan terlihat sangat nyata oleh masyarakat sekarang ini, sebagai dampak penerapa sistem kapitalis, betul-betul menyengsarakan rakyat. Sistem ini tidak bisa memberikan solusi yang tepat, melainkan pragmatis dan tambal sulam. Karena itu, kejahatan semakin merajalela
Islam mampu menjadi solusi paten dalam menangani semua masalah yang terjadi.
Islam mempunyai aturan yang sempurna untuk manusia dan seluruh alam. Allah Swt. menciptakan makhluk dan memberi aturan yang sangat pas, sesuai fitrah, sehingga mampu untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada di bumi ini. Keamanan dan kenyamanan serta terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat adalah tanggung jawab negara. Negara wajib memberi perlindungan terhadap hak-hak rakyat tanpa kecuali, muslim atau nonmuslim.
Masyarakat dalam sistem Islam akan selalu diperhatikan jangan sampai hidupnya kesusahan. Dengan begitu, tidak akan ada masyarakat yang menanggung beban hidup yang berat. Hal ini akan meminimalisir terjadinya tindak kejahatan. Ini karena faktor ekonomi juga sering menjadi pemicu atau motif sebuah kejahatan.
Hukuman dalam Islam juga sangat tegas dan membuat jera pelakunya sehingga mereka yang mau berbuat jahat harus berpikir terlebih dulu. Dengan begitu, tindak kejahatan akan jarang terjadi, keimanan terhadap Allah Swt senantiasa terjaga.
Dengan penerapan sistem Islam secara kaffah, maka kesejahteraan dan keberkahan akan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Wallahu a'lam.
Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media