Islam dari Tanah Arab, Jurnalis: Pernyataan yang Sangat Lancang - Tinta Media

Selasa, 01 November 2022

Islam dari Tanah Arab, Jurnalis: Pernyataan yang Sangat Lancang

Tinta Media - Menanggapi pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan Islam dari Tanah Arab, Jurnalis Joko Prasetyo, yang akrab disapa Om Joy menilai sebuah pernyataan yang sangat lancang.

"Ini merupakan pernyataan yang sangat lancang, sama sekali tidak pantas terucap dari lisan seorang muslim, apalagi menjabat sebagai menteri agama," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (31/10/2022).

Om Joy menjelaskan bahwa mafhum mukhalafah dari omongan Menteri Agama itu bahwa Islam tidak menghormati, tidak menyambangi, kalau mau menolong orang dilihat dulu agamanya. Karena Islam bukan dari Indonesia dan tidak menghargai budaya Indonesia. Berbeda sekali dengan budaya yang saling menghormati, saling menyambangi, menolong orang tanpa bertanya agama. "Jelas itu pernyataan yang sangat lancang," ujarnya.

Ia menyatakan bahwa jelas-jelas Islam adalah agama yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk diterapkan manusia secara kaffah di muka bumi, bukan hanya di Arab tetapi seluruh muka bumi termasuk Indonesia. "Islam jelas-jelas mengajarkan bagaimana itu menghormati menyambangi (silaturahmi), dan juga menolong sesama manusia apapun agamanya. Banyak sekali dalilnya itu," paparnya.

"Jadi selain salah kaprah seolah Islam tidak mengajarkan itu semua, pernyataan Menteri Agama ini tampak jelas sekali menjadikan budaya sebagai patokan perbuatan. Jadi, Islam itu harus disesuaikan dengan budaya, padahal seharusnya budayalah yang harus disesuaikan dengan Islam," bebernya.

Ia mengungkapkan bahwa bila ada seorang yang mengaku beragama Islam tetapi menjadikan budaya sebagai tolak ukur perbuatan, jelas itu salah. Setiap muslim wajib mengubah budayanya yang bertentangan dengan Islam. Bukan sebaliknya, hanya menerima ajaran Islam yang sesuai dengan budaya sebelum masuk Islam. "Kalau hanya menerima Islam sesuai dengan budayanya, dan ajaran Islam yang tidak sesuai dengan budayanya ditolak, tentu ini pelecehan terhadap ajaran agamanya sendiri," tegasnya.

Ia melihat masyarakat harus diedukasi, bahwa masyarakat mengaku sebagai masyarakat Islam tentu yang seharusnya jadi patokan perbuatan itu halal-haram. Jadi, bila ada budaya yang haram alias bertentangan dengan Islam, ya harus ditinggalkan. "Diganti dengan budaya baru yang islami," tukasnya.

Ia mengingatkan umat Islam agar sadar bahwa Menteri Agama dalam berbagai kesempatannya menyerang ajaran Islam, berarti Menteri Agama ini menggenapkan betapa Islamofobianya rezim ini. "Umat Islam juga harus sadar, rezim ini tidak pernah menindak para penista agama yang ada di lingkungan rezim, berarti rezim ini pelindung para penista agama," terangnya.

Ia melihat bahwa akar masalah bukan hanya para individu rezim yang Islamofobia, tetapi sistem yang berlaku sekarang ini memang memberi peluang besar bagi para islamofobia untuk berkuasa. Maka dari itu umat Islam harus tetap istiqamah berdakwah dan berjuang menyadarkan komponen umat Islam lainnya untuk memantaskan diri mendapatkan Pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala berupa tegak kembali khilafah yang mengikuti metode kenabian.
 
 "InsyaAllah dengan tegaknya khilafah, seluruh syariat Islam secara kaffah ditegakkan, para penista agama akan semakin berkurang," ungkapnya.

"Namun bila masih saja ada yang menista ajaran Islam tentu saja akan mendapatkan sanksi tegas dari khilafah,"pungkasnya.[] Ajira
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :