FOKUS PADA KHILAFAH, JANGAN TERLENA DENGAN NARASI COPRAS CAPRES - Tinta Media

Rabu, 16 November 2022

FOKUS PADA KHILAFAH, JANGAN TERLENA DENGAN NARASI COPRAS CAPRES

Tinta Media - Coba perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini:

Siapapun Presidennya, tidak akan pernah bisa mengharamkan zina, riba, judi, miras, dan aktivitas maksiat lainnya. Karena Presiden disumpah untuk menerapkan sekularisme, bukan untuk menerapkan Al-Qur'an dan as Sunnah.

Siapapun Presidennya, kekayaan alam di negeri ini pasti tetap dikuasai oligarki, asing dan aseng. Sebab, Presiden diminta menjaga asas kebebasan termasuk kebebasan kepemilikan, yang menjamin Freeport bebas menguasai emas Papua, sejumlah korporasi asing dan aseng bebas mengeruk kekayaan alam negeri ini dan batu bara hanya membuat kaya raya segelintir orang di negeri ini.

Siapapun Presidennya, hukum yang diterapkan adalah hukum warisan penjajah belanda. Sehingga, masalah pembunuhan seperti yang dilakukan Sambo, proses hukumnya berbelit-belit.

Presiden tidak akan mampu menegakkan hukum Islam, karena sistem Republik digunakan untuk menerapkan UU rakyat, bukan UU Allah SWT. Karena itu, kita harus memikirkan perjuangan yang tujuannya adalah untuk menegakkan hukum Allah SWT.

Masih banyak contoh lain, tentang kemustahilan Presiden dapat merealisir visi perjuangan Islam. Padahal, kita semua hanya mau berjuang dan rela berkorban untuk Islam.

Nah, saat paham bahwa Presiden tak dapat bertindak apa-apa, siapapun orangnya pasti akan menjadi budak oligarki. Maka sudah saatnya umat berfikir tentang perjuangan hakiki, yakni perjuangan yang tujuannya adalah untuk meraih ridlo Allah SWT, dengan menegakkan hukum-hukumNya.

Itulah, perjuangan menuju Khilafah. Karena itu, fokuslah pada Khilafah bukan copras capres.

Fokus untuk memahamkan umat tentang apa itu Khilafah, bagaimana memperjuangkannya, bagaimana kelak jika Khilafah tegak di negeri ini, dan seterusnya. Menjadi pejuang Khilafah lebih seksi, ketimbang hanya ikut hiruk pikuk menjadi Chearleders Copras Capres.

Belum lagi, nanti akan kecewa lagi. Bisa karena sebab, kecewa karena capresnya dibuang Parpol. Kecewa Capresnya berkhianat. Kecewa karena Capresnya ternyata tidak dapat melakukan apa-apa, selain menjalankan titah oligarki.

Kalau tidak segera mengawali perjuangan Khilafah, selalu disihir dengan perubahan copras capres, berkorban sia-sia untuk copras capres, sampai kapan hukum Islam akan tegak dimuka bumi? 

Sudah terlalu banyak waktu, pikiran, harta, hingga nyawa dikorbankan untuk copras capres. Terlalu banyak air mata bahkan darah tertumpah untuk copras capres. Saatnya, kita fokus pada Khilafah.

Lagipula, memperjuangkan Khilafah itu bukan duduk-duduk menunggu Imam Mahdi. Berjuang itu bergerak, menegakkan Khilafah itu seperti perjuangan Nabi menegakkan daulah Islam di Madinah. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :