Tinta Media - Guru dan Motivator Ustaz Adi S. Soeswadi mengajak umat agar memilih pemimpin yang bertakwa dan mau menerapkan syariat Islam.
“Memilih pemimpin itu tidak hanya yang bertakwa dalam arti hanya urusan ibadahnya sendiri tapi harus mau menerapkan syariat Islam,” tuturnya dalam Kajian Spesial Maulid: Siapa Pemimpin Seperti Rasulullah SAW? Kamis (13/10/2022), di kanal YouTube At Tafkir Channel.
Menurutnya, seseorang dapat dipilih menjadi pemimpin ketika memenuhi dua hal, yakni:
Pertama, pemimpin yang kita pilih itu, dia memang benar-benar harus laki-laki yang bertakwa dan seorang muslim.
“Bertakwa artinya dia menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan dari Allah,” ujarnya.
Kedua, seorang pemimpin dalam Islam harus melaksanakan syariat Islam.
“Tidak hanya bertakwa untuk urusan pribadi tetapi ketika dia menjadi pemimpin masyarakat banyak harus dengan Islam. Itu syaratnya,” ucapnya.
Karena penerapan syariat Islam merupakan jaminan akan adanya keadilan, kesejahteraan hidup, keberkahan hidup, dan kebahagiaan.
“Itu jaminan sebab aturan yang ditetapkan oleh Islam itu adalah aturan dari Allah yang menciptakan manusia, “ bebernya.
Islam itu diturunkan Allah dengan sempurna untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah dan mengatur hubungan antara manusia satu dengan yang lain.
“Tidak hanya mengatur bagaimana kita salat, puasa, dan seterusnya atau mengatur hanya untuk diri sendiri (makan, minum, pakaian, mana yang halal, mana yang haram). Tapi bagaimana hubungan manusia satu dengan lain, dalam dimensi pendidikan, hukum, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya,” urainya.
Ia mengungkapkan bahwa Islam itu mengatur sedemikian rupa dalam mengatur semua kebutuhan negara. Dengan tujuan agar manusia bisa hidup lebih baik, sejahtera, bahagia, dan adil karena aturannya dari Allah yang menciptakan manusia.
“Karena semua aturan yang meliputi hubungan manusia satu dengan lain itu akan bisa diimplementasikan dalam kebutuhan negara,” ungkapnya.
Hal ini seperti Rasulullah Saw. ketika memimpin di Madinah dengan menerapkan Islam sebagai aturan yang mengatur kehidupan masyarakat.
“Ketika itu Islam menjadi aturan yang mengatur seluruh kehidupan yang ada di Madinah, kita bisa lihat bagaimana hukum-hukum yang terkait dengan muamalah, hukum potong tangan. Lalu Rasulullah melakukan hubungan diplomatik ke luar daerah,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya ketika memilih pemimpin tidak Asal kelihatan orangnya bagus saja, namun dilihat dulu apa yang mau diterapkan.
“Pemimpin itu dilihat bagaimana ketika dia memimpin masyarakat. Apakah dengan Islam, itu yang harus diperhatikan. Kalau dia tetap memimpin pakai UU yang dibuat manusia, bisa dipastikan nanti ada kezaliman, ada ketidakadilan,” tegasnya.
Maka jangan heran sekarang ini terjadi seperti itu (ada kezaliman dan ketidakadilan). “Karena pemimpinnya belum mau menerapkan syariat Islam. Nah itulah yang harus kita perjuangkan, “ pungkasnya. [] Ageng Kartika