Tinta Media - Keberadaan BPIP yang jelas menampakkan kebenciannya terhadap Islam, menurut Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy), sangat banyak mudaratnya.
"Sejak BPIP berdiri hingga sekarang, saya tidak melihat apa manfaatnya. Mudaratnya sih sangat banyak," tuturnya kepada Tinta Media, Jumat (30/9/2022).
Menurutnya, kebencian BPIP terhadap Islam itu terlihat jelas dari berbagai pernyataan para petingginya.
Ia mencontohkan Mantan Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD (2022), yang mengatakan bahwa haram mendirikan negara seperti nabi.
"Padahal sebagai umat Islam, kaum Muslim di mana pun (tak terkecuali di Indonesia), wajib mencontoh Nabi dalam kehidupan pribadi, keluarga, berkelompok, maupun bernegara, bahkan hingga hubungan luar negerinya," jelasnya.
Ia menyesalkan, kok bisa-bisanya mantan Dewan Pengarah BPIP ini mengatakan haram mendirikan negara seperti nabi?
Bukan hanya Mahfud, Om Joy juga mengungkapkan kesan sikap pelecehan terhadap Islam, para pendakwahnya dan juga kesan seperti tidak percaya terhadap akhirat yang dikatakan oleh Megawati Soekarno Putri pada tahun 2017 lalu.
"Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup memosisikan diri mereka sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya," kutipnya.
Sikap serupa dilakukan oleh petinggi BPIP yang lain. Adalah Said Aqil Siradz Dewan Pengarah BPIP (2019). Dia mengatakan khilafah sudah basi. Padahal tak satu pun ulama muktabar menyimpulkan menegakkan khilafah itu basi.
"Sebagian berpendapat fardhu kifayah, sebagian lain mengatakan tajul furudh (mahkota kewajiban) karena banyak hukum Islam tak bisa tegak tanpa adanya khilafah. Tak ada yang mengatakan haram, apalagi basi!. Kecuali Dewan Pengarah BPIP ini," kesalnya.
Maka tak aneh kalau Ketua BPIP Yudian Wahyudi (2020) sebut agama jadi musuh terbesar Pancasila. Karena para pengarahnya saja memberi teladannya seperti itu.
"Iya, sih Ketua BPIP menyebutnya dengan diksi agama, tapi agama apa lagi kalau bukan Islam? Wong dewan pengarahnya enggak ada yang menyerang ajaran agama selain Islam kok. Bener enggak?" tanyanya.
*Bubarkan Saja!*
Om Joy memandang sebaiknya BPIP itu dibubarkan saja.
"Keberadaannya bukan mengajak negara dan rakyat negeri ini semakin dekat dan taat kepada Allah SWT dan syariat Islam, tetapi (seperti yang diperlihatkan para petingginya), malah menista sebagian ajaran Islam," terangnya.
Menista sebagian ajaran Islam itu sama saja dengan menista Islam secara keseluruhan, karena ajaran Islam yang satu dengan lainnya bukan parasmanan yang boleh dipilih sebagian dan dibuang sebagian, tetapi semuanya wajib ditegakkan.
"Lantas, buat apa negeri yang mayoritas Muslim ini mengeluarkan anggaran untuk membiayai lembaga mubazir tersebut hingga miliaran rupiah (Rp 357 miliar)? Rp1 saja sudah haram kok," pungkasnya.[] *'Aziimatul Azka*