Tinta Media - Manusia itu memang jahil alias bodoh. Mudah tertipu dunia. Mudah terlupa akhirat. Padahal sudah tahu bahwa dunia ini sementara. Paling paling hidup sampai umur 100 tahun itupun jarang kan?
Allah telah menggambarkan kondisi manusia dalam firmanNya
Surat Al-Ahzab Ayat 72
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh"
Prof Muhammad Sulaiman Al Asyqor, dalam Zubtatut Tafsir menyatakan وَحَمَلَهَا الْإِنسٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا (dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh) Yakni menyanggupi untuk menjalankannya. Dan ini merupakan kezaliman bagi dirinya sendiri dan kebodohannya terhadap apa yang dipikulnya.
Maka Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana menjalankan amanah mengurus dunia ini. Para Nabi dan Rasul diutus silih berganti hingga yang terakhir Rasulullah Saw dengan membawa Islam sebagai agama sempurna dan penutup risalah.
Mestinya manusia dengan senang hati menerima dan melaksanakan Islam secara kaffah. Karena tidak hanya dijanjikan kesejahteraan dunia tapi juga kebahagian di akhirat.
Namun manusia manusia yang tetap tak mau beranjak dari kebodohannya malah memilih menerapkan sistem hukum Jahiliyah. Yakni hukum kufur sehingga tidak hanya berdosa tapi juga merusak bahkan menghancurkan dunia ini.
Surat Al-Ma’idah Ayat 50
أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"
Nampak lah fenomena jaman sekarang. Manusia manusia yang demi dunia demi harta tahta dan wanita rela menggadaikan aqidah nya. Rela menjual agamanya. Karena jika tidak demikian meraka takut tak kebagian.
Padahal Allah sidah tetapkan rejeki untuk mereka namun kebanyakan mereka tidak mau tahu. Bahkan banyak orang alim telah melupakan ilmu nya. Rela menjadi stempel bagi kekufuran dan kemaksiatan. Na'udzubillah min dzalik.
Belumkah juga tiba waktunya bagi kita untuk menyadari kebodohan ini? Wallahu a'lam.[]
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center