Tinta Media - Aktivis Muslimah, Ustazah Noval Tawang menyampaikan bahwa setiap muslim wajib mengemban dakwah.
"Setiap muslim wajib mengemban dakwah," ujarnya dalam One Minute Booster: Pengemban Dakwah Harus Menjadi Islam yang Berjalan, Kamis (20/10/2022) di kanal Youtube Muslimah Media Center.
Menurutnya, setiap pengemban dakwah wajib merepresentasikan dan mewujudkan Islam di dalam dirinya, baik dalam ucapannya, perilakunya, maupun sifat-sifatnya.
"Apabila Islam tidak tercermin dan terwujud di dalam ucapan, perilaku, dan sifat-sifatnya, ia tidak bisa disebut sebagai pengemban dakwah. Ia hanya seorang muslim biasa," ungkapnya.
Ia menilai, seorang pengemban dakwah idealnya adalah cermin atau perwujudan Islam satu-satunya yang riil ketika Daulah Islamiyah tidak ada.
"Karena itu, seorang pengemban dakwah, ketika ia berkata, dia wajib hanya mengucapkan pemikiran dan hukum-hukum Islam semata atau yang tidak bertentangan dengan Islam," terangnya.
Ketika seorang pengemban dakwah berperilaku, maka ia wajib menyifati dirinya dengan sifat-sifat yang Islami dan akhlak yang terpuji semata. Dia tidak boleh menghiasi dirinya dengan sifat-sifat tercela dan akhlak yang tercela.
Ustazah Noval menjelaskan bahwa, sifat-sifat yang terpuji dan dituntut Islam harus dia sukai dan dia miliki. Sebaliknya, sifat-sifat yang tercela dan dilarang Islam harus ia benci dan ia jauhi.
"Pengemban dakwah adalah teladan sekaligus imam bagi umatnya. Sejauh mana Islam terwujud dalam ucapan, perilaku, dan sifat-sifatnya, maka sejauh itu pula dakwahnya akan berjalan baik dan mendatangkan hasil," tandasnya.
Karena itu, sambungnya, untuk dapat mencapai kedudukan semacam ini, seorang pengemban dakwah harus selalu menjaga dirinya agar ia hanya mengucapkan yang benar dan hanya berperilaku yang sesuai dengan hukum-hukum Islam, serta hanya menunjukkan sifat-sifat yang dituntut oleh syariat.
"Jika tidak, berarti kedudukannya sebagai pengemban dakwah hanyalah sekadar klaim kosong belaka," imbuhnya.
Inilah yang harus dipahami oleh setiap pengemban dakwah, bahwa dirinya merupakan representasi atau perwujudan Islam satu-satunya di saat ketidakadaan Daulah Islamiyah.
"Setiap pengemban dakwah harus menjadi Islam yang berjalan, persis sebagaimana Rasulullah dan para sahabat Rasulullah SAW yang sangat layak mendapat gelar pengemban dakwah," pungkasnya.
[]'Aziimatul Azka