Semangat Menuntut Ilmu untuk Meraih Rida-Nya - Tinta Media

Minggu, 23 Oktober 2022

Semangat Menuntut Ilmu untuk Meraih Rida-Nya

Tinta Media - Sebagai seorang muslim, kita harus tahu bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban. Wajib di sini sama halnya dengan salat lima waktu. Maka, ketika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa.

Rasullallah saw. bersabda:

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim." (HR Ibnu Majah).

Selain itu, Allah Swt. akan meninggikan derajat orang-orang yang gemar menuntut ilmu, seperti disampaikan dalam surat Al-Mujadalah yang artinya:

"... Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadalah (58):11).

Ada dua macam ilmu yang wajib dipahami oleh seorang muslim. Yang pertama ilmu agama, hukumnya fardhu ain dan yang kedua ilmu umum, hukumnya fardhu kifayah. 

Kewajiban menuntut ilmu agama merupakan kewajiban setiap individu yang tidak bisa diwakilkan. Setiap muslim harus mengetahui dan melaksanakannya. Ketika belajar ilmu agama Islam, berarti segala sesuatu dilakukan berdasarkan sudut pandang Islam. 

Dengan menuntut ilmu agama, kita akan lebih menyadari posisi kita sebagai makhluk yang lemah, terbatas, dan membutuhkan yang lain. Di sinilah keberadaan Allah Swt. harus diyakini sebagai Al-Khalik (Pencipta) dan Al-Mudabbir (Pengatur). Dengan keyakinan dan keimanan yang kokoh kepada Allah Swt., seseorang akan merasa takut dan senantiasa berhati-hati dalam melakukan perbuatan.

Islam bukan hanya sebagai agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Namun, Islam juga merupakan sebuah mabda atau ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, ekonomi, politik, sosial, dan pemerintahan.

Oleh karena itu, pengaplikasian ilmu dalam kehidupan sangatlah diperlukan. Dalam Islam, aktivitas mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, atau dari bangun tidur sampai bangun negara, perlu adanya ilmu yang mengawali.

Abu Bakar Ash Siddiq pernah berkata:

"Beramal tanpa ilmu tidak ada gunanya, sedangkan ilmu tanpa amal adalah sia-sia."

Demi menggapai rida-Nya, sebagai seorang muslimah pun kita harus memiliki ilmu dalam menempati posisinya:

Pertama, sebagai hamba Allah, mempunyai kewajiban beribadah. Untuk melaksanakan ibadah dengan baik, maka diperlukan ilmu. Di sinilah pentingnya menuntut ilmu.

Kedua, sebagai anak. Kewajiban seorang anak adalah berbakti kepada orang tua. Untuk menjadi anak yang berbakti juga perlu ilmu. Maka, Islam mewajibkan menuntut ilmu.

Ketiga, sebagai istri. Berbakti terhadap suami (dalam hal kebaikan) adalah kewajiban.
Maka, dibutuhkan ilmu untuk mengetahui bagaimana peran istri agar keluarga yang dibangun adalah keluarga sakinah, mawadah, wa rahmah.

Keempat, sebagai ibu. Ia mempunyai kewajiban memberi atau memenuhi hak anak seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan, makanan yang halal dan tayyib. Semuanya perlu ilmu, supaya kelak mereka tumbuh sebagai generasi penerus peradaban yang cemerlang.

Kelima, sebagai anggota masyarakat. Kewajibannya beramar makruf nahi mungkar. Islam mengatur bagaimana berinteraksi sesuai syara', dan apa yang harus dilakukan ketika melihat kemaksiatan. Oleh karena itu, sebagai bagian dari masyarakat, seorang muslimah harus menuntut ilmu guna beramar makruf nahi mungkar sesuai yang Allah perintahkan.

Dengan melihat betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan, semua umat Islam harus lebih bersemangat dalam mencarinya. Akan tetapi, setelah ilmu dipelajari, tidak lantas untuk disimpan sendiri. Ilmu harus diamalkan, lalu disebarkan, dan didakwahkan, dengan tujuan meraih rida-Nya.

Rasullallah saw. bersabda:

"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari).

Wallahu'alam.

Oleh: Yayat Rohayati
Muslimah Karawang

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :