Pria Nikahi Kambing, Ustazah Najma: Hasil Penerapan Sistem Kapitalisme Sekuler - Tinta Media

Kamis, 06 Oktober 2022

Pria Nikahi Kambing, Ustazah Najma: Hasil Penerapan Sistem Kapitalisme Sekuler

Tinta Media - Peristiwa pernikahan seorang pria di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dengan seekor kambing dinilai Aktivis Muslimah Ustazah Najma sebagai hasil penerapan sistem kehidupan kapitalisme sekuler yang melahirkan pemikiran dan tingkah laku liberal.

"Sistem kehidupan kapitalisme sekuler telah menjadikan manusia menyalurkan naluri tidak pada tempatnya. Sistem ini menjauhkan peran agama dari kehidupan sehingga terbentuklah manusia dengan pemikiran dan tingkah laku yang liberal. Tak heran banyak penyimpangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat salah satunya pernikahan dengan hewan yang viral beberapa waktu yang lalu", tuturnya pada rubrik Blusukan Kru MMC: Seorang Pria Menikahi Seekor Kambing, Melawan Fitrah? Selasa (27/9/2022) di kanal Youtube MMC Lovers.

Menurutnya,  kapitalisme menjadikan setiap manusia bebas menentukan tujuan pernikahannya sendiri. "Ada yang bertujuan sebatas mengikat cinta kasih, ada yang memuaskan hasrat biologis bahkan ada juga yang berkeinginan mendapat status suami atau istri tetapi tidak ingin memiliki keturunan dan masih banyak yang lainnya," terangnya. 

Ia menilai, kapitalisme juga membebaskan kepada manusia mau menikah dengan siapa saja. "Bisa dengan manusia yang juga sesama jenis atau menikah dengan robot, termasuk juga menikah dengan hewan," ungkapnya. 

Ustazah Najma mengatakan, hal ini bisa terjadi karena standar kebahagiaan di dalam kapitalisme itu materi. "Sehingga selama manusia merasa bahagia dengan hewan sekalipun, tidak boleh ada yang menghalangi", ungkapnya.

Menurutnya, pada dasarnya manusia diberi oleh Allah SWT naluri kasih sayang atau garizah nau'. Dengan naluri ini manusia memiliki kecenderungan dengan lawan jenis dan tujuan Allah menciptakan naluri ini tak lain adalah untuk mempertahankan jenis manusia. Karena Allah yang menciptakan manusia maka Allah pula yang menetapkan bagaimana naluri  ini bisa disalurkan dengan jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan jalan itu adalah pernikahan.

"Seperti apa pernikahan itu? Juga telah diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan apa yang Allah kehendaki jadi tidak boleh kemudian aturan pernikahan ini dikembalikan pada hawa nafsu manusia. Karena pasti akan menyebabkan kekacauan dan rusak juga tatanan kehidupan manusia sehingga didalam islam tidak tidak akan ada namanya pernikahan sesama jenis, dengan robot termasuk juga pernikahan dengan hewan. Karena semua itu termasuk jenis pernikahan yang dilarang oleh Allah SWT", lanjutnya.

Pernikahan dalam Islam

Pernikahan didalam Islam yang Allah tetapkan, kata Ustazah Najma, sungguh adalah sebuah syariat yang mulia  yang akan membawa manusia itu kepada kebahagian dan ketentraman. 

"Allah SWT berfirman dalam Qs. Ar-Rum ayat 21 bahwa : 
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْن
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir," tuturnya. 

Ustazah Salma juga menjelaskan bahwa di dalam kitab nidzomul ijtima'i fil islam dijelaskan bahwa makna Assakanu adalah Al Itmi'nan (ketentraman dan kedamaian) artinya supaya pernikahan itu menjadikan sebagai seorang suami dia merasa tenteram terhadap istrinya begitu juga sebaliknya istri merasa tenteram terhadap suaminya, mereka akan saling cenderung satu dengan yang lainnya.

"Nah apakah ketentraman ini akan dijumpai pada perkawinan-perkawinan yang menyimpang, tentu saja tidak. Didalam islam pemahaman yang benar dalam pernikahan ini akan mendapatkan stimulus dari masyarakat dan juga negara. Masyarakat didalam sistem islam adalah masyarakat yang terbina dengan keimanan dan ketakwaan sehingga mereka akan menyelaraskan perilakunya itu sesuai dengan islam," bebernya.

"Mereka juga menjadikan islam itu sebagai standar didalam menilai benar dan salah sehingga mereka akan peka terhadap segala bentuk penyimpangan atau pelanggaran syariat islam sedangkan negaranya menerapkan hukum-hukum islam dalam semua aspek kehidupan baik ekonomi, politik, sosial termasuk juga pendidikan. Karena didalam islam mewajibkan bagi individu dan masyarakat terbina dengan akidah syariat islam serta ilmu-ilmu yang dibutuhkan ditengah-tengah kehidupan dan untuk menerapkan semua syariat islam ini secara lengkap dan sempurna. Tentu kita mencontoh pada nabi, melihat para sahabat dan khulafah setelahnya dan setelah kita melihat bagaimana mereka menerapkannya maka tidak akan ada jalan lain selain kita mewujudkan khilafah islamiyah," pungkasnya.[] Erna Nuri Widiastuti
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :