Tinta Media - Kiai Ichsan Mahmudi Tokoh Lumajang mengungkapkan jika Partai Komunis Indonesia sangat memusuhi kaum Muslimin dan Islam karena secara Ideologis berhadapan diametral dengan Islam.
“Partai Komunis Indonesia, mereka sangat memusuhi kaum Muslimin dan Islam karena secara Ideologis mereka berhadapan diametral dengan Islam,” ujarnya dalam acara Multaqo’ Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Mengingat Tragedi G30S/PKI, Bahaya Mafsadat Dan Mudharat Ideologi Ciptaan Manusia, Pembelajaran Dari Pemberontakan PKI, Saatnya Kembali Kepada Islam Kaffah, Jumat (30/9/2022) di kanal YouTube Rumah Inspirasi Perubahan.
Karena menurutnya, Islam mempercayai jika alam semesta ada yang menciptakan yaitu Allah SWT dan menurunkan syari’at nya melalui Nabi Muhammad SAW, sedangkan Komunisme menganggap agama adalah candu, sehingga bisa menjadi penghalang kemajuan bangsa.
“Padahal kalau kita tahu Rasullulloh SAW diturunkan ke dunia ini sebagai rahnatan lil alamin, menyampaikan risalah Islam, ini bukanlah sebagai candu, bukan sebagai penghambat pembangunan bukan sebagai penghambat kesejaterahan umat manusia,” tuturnya.
“Tetapi Islam ini diturunkan oleh Allah untuk dipakai sebagai way of life untuk dipakai sebagai aturan agar supaya manusia ini sesuai aturan yang dibuat sang pencita yaitu Allah SWT berupa syari’at Islam,” lanjutnya.
Ideologi buatan Karl Mark, katanya, ini disosialisasikan kepada pengikutnya sebenarnya digadang-gadang untuk menggantikan Ideologi Kapitalisme, yang sudah bobrok, tidak lagi bisa menjamin keadilan dan kesejateraan bagi umat manusia.
“Ternyata ideologi yang digadang-gadang yang akan bisa mengantikan ideologi Kapitalisme ini sekarang sudah ambruk karena pengusung utama nya yaitu Uni Soviet, sebuah negara besar di kawasan eropa timur sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
“Oleh karena itu, komunisme ini sudah tidak bisa dipakai lagi sebagai ideologi yang bisa menjalankan sebuah negara, yang menjalankan sebuah perekonomian ataupun pemerintahan,” imbuhnya.
Maka ia melanjutkan, kaum muslimin oleh Allah SWT dimnta untuk mencontoh Rasulluloh SAW sebagai suri tauladan untuk menjalankan kehidupan induvidu atau dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bahkan bernegara.
“Kita sekarang untuk bisa mengembalikan lagi kehidupan kepada apa yang telah dilakukan oleh baginda Rasululloh beserta para sahabatnya yaitu dengan syari’at Islam yang Kaffah,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu