Tinta Media - Sudah tak terhitung berapa nyawa yang hilang dan tetesan darah para syuhada yang mengalir di tanah mulia, Palestina. Sejak 1967, pendudukan Israel atas Baitul Maqdis membuat gelombang pengungsi Palestina terus tersebar di berbagai negeri di dunia. Mereka terombang-ambing dalam janji manis diplomasi. Namun, tak ada satu pun yang mampu menunjuk langsung dan menghentikan panggung kezaliman Israel dan mengusirnya dari Baitul Maqdis sejak keruntuhan Khilafah.
Israel adalah musuh umat Islam yang nyata. Kejahatannya terhadap warga muslim Palestina sudah sangat jelas dan terpampang di depan mata. Serangan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina hampir setiap hari terjadi selama bertahun-tahun. Namun, semua bungkam diam seribu bahasa. Banyak yang berteriak dengan narasi kemanusiaan dan HAM (Hak Asasi Manusia) dalam konferensi, tetapi nihil hasilnya. Begitulah wajah asli negara-negara pendukung kapitalisme demokrasi yang selalu mengandalkan uluran tangan PBB yang tak pernah berujung pada solusi.
Kabar terhangat, isu mengenai aksi kemanusiaan di Palestina turut disuarakan Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mengikuti rangkaian sidang Majelis Umum PBB di New York, AS. Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia terus mendukung peran kerja dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) atau badan PBB yang bertugas membantu pengungsi Palestina.
Menlu Retno dengan lugas menyatakan, Indonesia akan selalu teguh mendukung aktivitas UNRWA dan membantu pengungsi Palestina, Kamis (22/9/2022).
Bisa ditelusuri, apa yang dikatakan Menlu Retno justru merupakan bentuk ketidakmampuan. Tidak bisa dimungkiri bahwa Indonesia mustahil bisa menyuarakan lebih dari itu, karena Indonesia berada di bawah payung PBB. Permasalahan Palestina menjadi omong kosong yang tak bertepi jika selalu mengandalkan bantuan dan uluran tangan dari PBB. Dalam sejarah, PBB selalu punya andil dalam lepasnya Baitul Maqdis dari tangan umat Islam dan mendukung Israel untuk memiliki tanah mulia Palestina.
Persatuan Umat Islam Solusi untuk Palestina
Bertahun-tahun Palestina telah dijajah oleh Israel. Diplomasi dan janji-janji manis PBB hanya narasi dan ilusi belaka. Omong kosong berlipat-lipat jika terus menyuarakan pembelaan. Sebagai umat Islam, kita harus sadar bahwa tidak bisa mengharapkan tangan PBB untuk membantu menyelesaikan permasalahan umat Islam di Palestina. PBB dan negara-negara di bawah payungnya masih bercengkerama dengan kebijakan luar negeri kapitalis sehingga umat Islam tetap di dalam dominasi dan hegemoni kapitalisme.
Hanya Khilafah Rasyidahlah yang bisa mengantarkan pada kehidupan yang tenteram dan damai pada umat Islam, termasuk masyarakat Palestina. Penyelesaian konflik Palestina harus diselesaikan dengan perspektif Islam, yakni persatuan umat Islam di seluruh dunia di bawah kepemimpinan yang satu mencampakkan ide nasionalisme yang merupakan racun berbahaya bagi umat Islam.
Rasullullah saw. bersabda, "Tinggalkanlah itu ('ashabiyyah) karena itu adalah sesuatu yang busuk." (HR.al- Bukhari).
Setiap pemimpin muslim mestinya menyadari bahwa penyelesaian Palestina adalah tanggung jawabnya, tak cukup hanya menyuarakan, menyokong, apalagi bergantung pada kebijakan PBB. Dalam Islam, seluruh umat Islam adalah bersaudara. Wajib hukumnya tolong-menolong, apalagi seorang pemimpin yang memiliki andil besar dalam membuat keputusan dan tentunya bisa berbuat lebih dalam berupaya, tak hanya retorika belaka.
Mestinya penguasa negeri muslim wajib melakukan upaya politik dan militer untuk menghentikan panggung kezaliman Israel dan menyelesaikan permasalahan pengungsi Palestina. Kita wajib bersatu dan melepas semua belenggu ikatan Nasionalisme yang mendera leher negeri-negeri kaum muslimin.
Pembebasan Palestina memang tidaklah mudah. Hingga detik ini, masih belum ada negeri-negeri kaum muslimin yang berani dengan sigap menunjuk langsung hidung Israel dan negara-negara pendukungnya sebagai biang keroknya. Eksistensi sistem kapitalisme masih mendominasi politik dunia. Inilah yang membuat negeri-negeri kaum muslimin tidak memiliki kekuatan yang lebih.
Sistem kapitalisme harus dilawan dengan upaya yang sistematik juga. Upaya sistematik tersebut yang nanti akan mempersatukan seluruh kaum muslimin di dunia, hingga tegaknya Khilafah dan runtuhnya peradaban kapitalisme. Setelah persatuan umat Islam terwujud, maka dengan mudah mewujudkan langkah politik dan militer melalui jihad bisa terwujud. Sebagai umat Islam, mari kita rapatkan barisan untuk berada di garis perjuangan membebaskan Palestina dan memperjuangkan Islam hingga tegaknya kembali Khilafah.
Wallahua'alam
Oleh: Reni Adelina
Aktivis Muslimah