Tinta Media - Pakar Pengamat Internasional Dr. Hasbi Aswar mengungkapkan ulasan mengenai isu Jinping dikudeta dan kemungkinan akan digantikan.
“Pertanyaannya, apakah mungkin Xi Jinping dikudeta? Apakah mungkin Xi Jinping digantikan? Potensi kudeta itu sangat mungkin terjadi tapi untuk hari ini belum,” ungkapnya dalam Program Perspektif PKAD: Gawat! Xi Jinping isunya dikudeta Jenderal Militer, Begini ulasannya! Rabu (27/9/2022) di kanal Youtube Ahmad Khozinudin.
Ia menegaskan bahwa Xi Jinping tidak bisa membawa masyarakat China menjadi lebih baik, terbukti dari dampak Covid-19 menghasilkan banyak pengangguran, jumlah kemiskinan sangat banyak sekitar 600 juta orang. Serta kebijakannya yang semakin otoriter.
“Itu semua adalah bagian dari program-program yang gagal untuk ditangani dan menimbulkan keresahan di dalam sehingga potensi-potensi perlawanan dan potensi kudeta itu sangat mungkin terjadi, tapi saat ini belum ada kudeta,” tegasnya.
Menurutnya, potensi itu berupa kebijakan Xi Jinping selama ini berdasarkan tulisan Profesor Cai Xia seorang pengajar dan bagian dari anggota Partai Komunis China yang tinggal di Amerika Serikat.
“Dalam tulisannya yang sangat lengkap, saya kira itu menuliskan indikator-indikator di mana terjadi ketidakpuasan dari para pejabat, para pengusaha yang ada di Cina termasuk masyarakat di sana,” tuturnya.
Ia mengatakan, alasan ketidakpuasan atas kebijakan Jinping disebabkan sejak ia berkuasa telah merepresi masyarakat dengan membuat penjagaan ketat terhadap website-website dan media sosial di luar Cina.
“Tidak boleh punya whatsapp, tidak boleh punya facebook (seperti kita di Indonesia). Jadi mereka sangat dibatasi, google pun dilarang itu di sana,” katanya.
Pembatasan tersebut tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga para pejabat. "Bahkan mereka disadap. Apa pun yang mereka bicarakan itu gampang diketahui oleh pemerintah sehingga pemerintah ketika melihat ada potensi-potensi perlawanan atau pembangkangan segera ditindak, sudah banyak kasus ratusan bahkan ribuan kasus sejak Xi Jinping berkuasa,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pejabat-pejabat tinggi, kader-kader partai, pejabat-pejabat lokal dipenjara dengan atas nama korupsi, inilah salah satu tindakan pembatasan bagi pejabat dan kader partai.
Hasbi menilai bahwa bagi sebagian kalangan, mereka telah mengetahui ini (tindakan pembatasan) adalah strategi Xi Jinping untuk mengamankan posisinya.
“Rencananya Xi Jinping akan menjadi penguasa di periode ketiga ke depan. Jadi, bersih-bersih partai yang dianggap berpotensi membangkang kepada Xi Jinping,” ucapnya.
Menurutnya, salah satu usaha Xi Jinping menjaga loyalitas itu adalah dengan menyadap dan memenjarakan orang-orang yang berpotensi membangkang.
Kembali ia memaparkan pendapat dari Prof. Cai Xia yang mengatakan bahwa Partai Politik Komunis Cina itu di dalamnya sebenarnya terpecah. Perpecahan yang terjadi dengan berbagai fraksi di dalamnya menjadi potensi perpecahan dan bisa mengarahkan pada kudeta.
“Ada yang pro Xi Jinping, dan ada yang pro terhadap reformasi yang lebih liberal dan seterusnya,” ujarnya.
Ia mengakhirinya dengan menyatakan bahwa belum ada informasi update terkait isu kudeta terhadap Xi Jinping.
“Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, yang ada adalah upaya Xi Jinping untuk mengamankan posisinya, memobilisasi orang-orang yang pro terhadap Xi Jinping untuk datang ke kongres yang akan datang dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya dengan alasan pemberantasan terorisme,” pungkasnya. [] Ageng Kartika