Hidup Tertekan karena Mindset Kapitalis - Tinta Media

Minggu, 16 Oktober 2022

Hidup Tertekan karena Mindset Kapitalis

Tinta Media - Kalian pernah, tidak, merasa tertekan karena dituntut ini dan itu? Masalahnya, ini dan itu yang dimaksud adalah segala sesuatu yang kita tidak punya kuasa untuk memilihnya. Misalnya, kita dituntut menikah dengan orang kaya, punya wajah yang cantik, atau berambut lurus. 

Ya Allah ... Memang ya, tuntutan seperti itu bisa bikin pusing. Ini karena tuntutan seperti itu sudah masuk perkara qadha' yang kita tidak punya kuasa untuk memilihnya. Kenapa, ya?

Orang zaman sekarang, tuntutannya memang fokus pada perkara duniawi semata. Ini karena mereka bermindset kapitalis. What?

Kapitalisme adalah pandangan hidup yang menyatakan bahwa hidup di dunia ini hanya untuk mendapatkan keuntungan materi sebanyak-banyaknya, seperti nilai, pekerjaan, pasangan, bahkan kekayaan. Mereka tidak paham, bagaimana memandang kehidupan ini dengan kaca mata yang benar. 

Ini karena mereka tidak pernah mengkaji Islam secara kaffah. Jadinya ya, mereka tidak paham tentang hakekat hidup ini. Apalagi, mereka hidup di tengah masyarakat kapitalis yang apa-apa dinilai secara materi. Astagfirullah ....

Sob, seseorang akan dipandang keren, ketika bagus nilainya, keren pekerjaannya, banyak uangnya, bisa cepat bertemu jodoh, dan mendapat momongan. Kalau tidak memenuhi standar itu, seseorang bakal dipandang sebelah mata. Ini karena kapitalisme menilai bahwa segala sesuatu diukur dari segi materi. 

Jadi, maklum saja kalau sekarang banyak yang menuntut kita seperti itu. Masyarakat yang begini terbentuk karena negaranya juga kapitalis. Negara kapitalis membiarkan media menyebarkan standar kebahagiaan yang salah. 

Digambarkan bahwa kehidupan yang sempurna itu ketika banyak prestasinya, banyak uangnya, punya pasangan hidup ideal, juga momongan yang lucu-lucu.
Coba deh, amati tontonan di TV dan medsos kita, benar kan ?

Selain itu, negara juga mengabaikan perannya untuk membentuk pola pikir dan pola sikap yang islami pada diri generasi. Makanya, generasinya banyak yang menjadi budak duniawi. 

Sebenarnya, masyarakat bisa diedukasi melalu sistem pendidikan yang diterapkan oleh negara, Sob. Akan tetapi, berhubung negaranya kapitalis sekuler, maka sistem pendidikannya juga berbasis sekuler kurikulumnya. Negara telah memisahkan agama dari kehidupan. Jadilah generasi ini makin jauh dari identitas keislamannya. Wajar jika tuntutan yang diajukan hanya sebatas duniawi.

Makanya, ngaji Islam secara kaffah itu penting sekali, supaya generasi itu tidak salah fokus. Jadi, kalau mempunya tuntutan itu, yang benar. Misalnya, tuntutan untuk menjadi saleh atau salihah, tuntutan berdakwah, tuntutan biruwalidain. Nah, kalau seperti itu, tuntutannya kan enak.

Ini karena kita berada di wilayah yang kita kuasai, area yang bisa kita pilih. Kalau kita berusaha, pasti bisa mendapatkannya. Karena itu, dalam rana pilihan, kita akan dimintai pertanggungjawaban. 

Tidak seperti tuntutan tadi, yang sebenarnya pemberian Allah dan karena sifatnya hanya pemberian, maka kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban.

Ketika mengaji Islam secara kaffah, kita akan mempunyai kerangka berpikir yang benar. Kita juga akan benar dalam menjalani hidup, sehingga tidak salah fokus seperti orang kapitalis. Ini karena kita benar-benar paham bahwa hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah, tidak ada tujuan lain. Kita juga akan paham tentang apa saja yang harus kita lakukan di dunia ini dengan posisi sebagai hamba.

Oh ya, jangan hanya mengkaji Islam saja, kita juga harus menjalankan kewajiabn yang lain, yaitu mendakwakannya. Kita mendakwahkan Islam agar masyarakat paham tentang standar kebahagaian yang benar, Sob. Karena kita hidup untuk berdakwah, maka standar kebahagiaan yang benar adalah rida Allah.

Oleh: Azizah Sukma 
Aktivis Remaja


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :