Tinta Media - Pengasuh Majelis Ta'lim Baitul Qur’an, Tapin, Guru H. Luthfi Hidayat menegaskan bahwa makna QS. Al-Baqarah ayat 136 adalah porsi dan posisi keimanan yang pas terhadap Rasulullah dan Nabi yang lain.
“Makna Firman Allah Surat Al Baqarah ayat 136, yakni menempatkan porsi dan posisi keimanan yang pas terhadap Rasulullah dan nabi yang lain,” tegasnya dalam Program Kajian Jumat Bersama Al Quran: Keimanan kepada Muhammad SAW dan Para Nabi yang Lain, Jumat (7/10/2022) di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.
Ia mengungkapkan bahwa umat Islam wajib mengimani kepada semua rasul secara global.
“Allah telah mengutus mereka dan menurunkan kitab atau suhuf kepada mereka (semua rasul). Tidak membeda-bedakan di antara mereka,” ungkapnya.
Namun, ia mengatakan keimanan kepada Rasulullah SAW dalam porsi secara rinci.
“Termasuk taat dan tunduk kepada hukum yang dibawa beliau Saw. secara keseluruhan. Masuk ke dalam Islam secara kafah, menyeluruh,” katanya.
Firman Allah SWT:
قُولُوا آمَنَّا بَاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلى إبْرَاهِمَ وَإسْمَاعِيلَ وَإسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْباطّ وَمَا -ُوتِيَ مُوسى وَعِيس وَمَا أُتِيَالنَّبِيُّونَ مِن رَبِّهِمْ لَا نُفَرِقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, lsma'il, Ishaq, Ya'kub dan anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya " (TQS. Al Baqarah [2]: 136).
Guru Luthfi memaparkan penjelasan dari Imam Ibnu Katsir bahwa Allah Swt. membimbing hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka melalui Rasul-Nya, Muhammad Saw. secara rinci, serta apa yang diturunkan kepada para nabi yang terdahulu secara global.
“Allah Ta'ala telah menyebutkan beberapa nama rasul, menyebutkan secara global nabi-nabi lainnya. Dan Allah menghendaki mereka (orang-orang mukmin) tidak membeda-bedakan salah satu di antara mereka (para rasul),hendaklah mereka beriman kepada seluruh rasul,” paparnya.
Ia pun menguraikan pendapat dari Imam Al Qurthubi yang menerangkan tafsir beliau al Jaami'li Ahkamil Qur'an perihal Asbabun Nuzul (sebab turun-Nya) ayat ini.
“khitab (seruan) dalam ayat ini ditujukan kepada umat ini. Kepada mereka (orang-orang mukmin) Allah mengajarkan keimanan. Ibnu Abbas berkata, “Sekelompok orang-orang Yahudi datang kepada Nabi Saw., lalu mereka bertanya tentang nabi siapa saja yang harus diimani? Maka turunlah ayat ini,” urainya.
Ia mengatakan Firman Allah Swt., yang menyatakan, katakanlah (hai orang-orang mukmin): kami beriman kepada Allah. Diriwayatkan Al Bukhari dari Abu Hurairah, mengatakan bahwa dahulu Ahlul Kitab membacakan Taurat yang menggunakan bahasa Ibrani dan menafsirkannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa Arab.
“Kemudian Rasulullah Saw. bersabda agar kalian (orang-orang mukmin) tidak mempercayai kepada Ahlul Kitab tapi tidak boleh juga mendustakan mereka, akan tetapi katakan kepada mereka bahwa ‘kami beriman kepada Allah dan apa yang Dia turunkan’,” katanya.
Ia mengungkapkan penuturan dari Imam Muhammad Ali Ash Shabuni, makna dari: “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami”.
“Artinya, katakanlah (oleh kalian) wahai kaum Muslimin bahwa kami beriman kepada Allah, dan kepada Al Quran yang telah diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'kub, dan anak cucunya,” tuturnya.
Ia melanjutkan, “Artinya, kami beriman kepada suhuf dan hukum-hukum yang diturunkan kepada Ibrahim, yang nabi-nabi lain juga mengamalkannya, kami juga percaya kepada apa yang diturunkan kepada anak cucu Ibrahim dan Ishaq. Mereka adalah anak cucu menurut silsilah kenabian pada mereka,” ungkapnya.
Ia mengakhirinya dengan menegaskan kembali bahwa wajib bagi kita beriman dan tidak membeda-bedakan seorang pun dari para nabi dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi secara keseluruhan.
“Artinya kami beriman kepada kepada apa yang diturunkan atas selain mereka dari para nabi semuanya, dan membenarkan apa yang diturunkan kepada mereka dari sisi Allah berupa ayat-ayat jelas dan mukjizat yang terang,” bebernya.
“Kita turut dan tunduk kepada perintah Allah dan hukum-hukumnya, tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka (para nabi), artinya kita tidak beriman kepada sebagian dan mengingkari sebagian yang lain sebagaimana yang dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani,” pungkasnya. [] Ageng Kartika