Tinta Media - Fenomena dukung-mendukung calon presiden pada pemilu 2024 sudah kentara dan secara massif dilakukan oleh kalangan masyarakat. Seperti halnya dukungan 500 perempuan pendukung Ganjar yang tergabung dalam Srikandi Ganjar Jawa Barat, dengan mengadakan seminar yang bertajuk 'Perempuan Sebagai Tonggak Emas Peradaban' bertempat di Taman Ponyo, Kecamatan Cinunuk, Kabupaten Bandung.
Seminar diadakan sebagai bentuk dukungan kepada Ganjar yang dinilai sangat memperhatikan dan memberdayakan kaum perempuan dengan langkah kongkretnya dalam mendukung kesetaraan gender. Salah satu gagasan Ganjar yang menjadi pendorong perempuan milenial untuk mendukungnya adalah dengan didirikannya sekolah cerdas perempuan masa kini atau yang dikenal dengan Serat Kartini. Tujuannya adalah untuk menciptakan daya pikir kritis bagi kalangan milenial, terutama perempuan dalam dunia politik, sehingga dapat memengaruhi kelompok dalam mengambil suatu kebijakan. Maka dari itu, diharapkan para perempuan lebih berperan aktif dalam menciptakan kesetaraan gender. Ini karena kebijakan politik saat ini berpengaruh terhadap masa depan kalangan perempuan.
Terlihat jelas upaya sistematis dan massif dalam menderaskan generasi milenial demi mengikuti skenario para penjungjung tinggi demokrasi. Ganjar Pranowo telah berhasil mencuri perhatian para pegiat kesetaraan gender, khususnya di wilayah Jawa Barat. Terlebih, dengan keberhasilannya dalam mengelola sekolah Serat Kartini, sehingga menjadikan Ganjar Pranowo sebagai ikon yang senantiasa memperjuangkan kaum perempuan. Partisipasi penuh dan efektif kaum perempuan dalam dukungannya terhadap Ganjar Pranowo untuk dijadikan presiden dalam pemilu 2024 mendatang digelar dengan mengampanyekan kesetaraan Gender. Kampanye ini menyerukan hak perempuan untuk mengambil keputusan di semua bidang kehidupan. Kita ketahui bahwa Indonesia juga berkiblat pada kampanye global tersebut dan meyakini bahwa kesetaraan gender adalah jalan untuk mewujudkan kesejahteraan.
Lalu, akankah kesejahteraan perempuan yang berpartisipasi dalam politik bisa tercapai? Padahal, pada faktanya alih-alih membawa kesejahteraan, kesetaraan gender justru menyengsarakan perempuan dan menghancurkan keluarga dan generasi, membuat negara lalai akan tanggung jawabnya mengurus rakyatnya.
Sejatinya, persoalan perempuan bukan karena ketidaksetaraan gender. Namun, Penerapan sistem kehidupan sekuler kapitalistiklah yang menjadikan perempuan tak ubahnya sebagai sebuah barang dan dijadikan tulang punggung, serta alat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia.
Islam adalah agama paripurna yang diturunkan Allah Swt. Islam memberikan hak untuk memilih kepada perempuan dan mendudukkan perempuan sebagaimana haknya laki-laki sebagai hamba Allah Swt. Islam juga memberikan hak kepada perempuan untuk beraktivitas dalam bidang politik. Namun, ada ketentuan Allah yang Mahatahu dengan kondisi perempuan.
Pada hakikatnya, peran mulia seorang muslimah adalah sebagai pendidik generasi dan terjaganya kehormatan perempuan dalam interaksi sosial dengan laki-laki. Namun, Islam memberi ruang untuk aktivitas politik lainnya selain menduduki jabatan penguasa. Oleh sebab itu, kaum muslimin jangan sampai teperdaya dengan janji manis kafir Barat yang berisi racun mematikan. Umat harus tetap istikamah dalam menjaga tegaknya syariat Islam dalam bingkai Khilafah Islamiah sehingga kemuliaan akan diperoleh untuk seluruh umat manusia.
Wallahu 'alam bisshawab
Oleh: Tiktik Maysaroh
Ibu Rumah Tangga