Tinta Media - Guru dan Motivator Ustaz Adi S. Soeswadi menyatakan bahwa cinta Rasulullah itu dengan memperjuangkan aturan Allah menjadi way of life.
“Cinta Rasulullah itu, bagaimana aturan Allah, Islam menjadi aturan yang mengatur kehidupan manusia, way of life,” tuturnya dalam Program Kajian Spesial Maulid: Apa Bukti Cintamu Pada Rasulullah Saw., Senin (10/10/2022) di kanal Youtube At Takfir Channel.
Menurutnya saat ini belum terwujud cinta kepada Rasulullah Saw., sehingga umat muslim seharusnya berjuang untuk mewujudkannya.
“Kenyataannya saat ini, belum ya (terwujud), tentang Islam menjadi way of life. Itulah yang seharusnya kita perjuangkan,” ujarnya.
Ia mempertanyakan apakah kehidupan kita, amalan kita, individu, keluarga, bahkan negara itu sudah menjadi amal yang sesuai dengan syariat Islam.
“Apakah sudah sesuai dengan ketaatan kita pada Allah Swt.? Itulah yang seharusnya menjadi bahan evaluasi prioritas. Karena esensi itu hadirnya dari risalah Islam,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa bahagia dengan kelahiran Rasulullah adalah sudah seharusnya karena dengan lahirnya Rasulullah, telah menunjukkan arah yang benar bagaimana hidup.
“Sudah sewajarnya, sudah seharusnya kita menyambutnya dengan bahagia. Tapi itu tidak cukup,” tegasnya.
Esensi hadirnya Rasulullah, dijelaskan oleh Ustaz Adi adalah agar manusia taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
“Jadi esensinya itu, yang seharusnya menjadi prioritas, menjadi evaluasi kepada diri masing-masing bagi seorang muslim yang mengaku beriman adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ” jelasnya.
Rasulullah Saw. telah menunjukkan kecintaannya kepada umat Islam walaupun tidak bertemu secara langsung. Ia mengungkapkan bentuk kecintaan Rasulullah dengan berjuang mendakwahkan Islam hingga sampai kepada kita (umat setelahnya).
“Perjuangan itu adalah membuktikan bahwa beliau itu mencintai kita, kenapa? Andaikan tidak tersampaikan Islam sampai kepada diri kita, kita tidak akan mendapat petunjuk,” ungkapnya.
Ia membeberkan wujud perjuangan Rasulullah dengan memberikan jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Padahal itulah pentingnya, kita mendapat petunjuk Islam sehingga kita berjalan di jalan Islam, dan jaminannya adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat,” bebernya.
Berdasarkan sirah bentuk kecintaannya ditunjukkan ketika Rasulullah Saw. mau wafat, beliau menyebut kata umati (umat) sebanyak tiga kali. Ustaz Adi mengartikan bahwa pikiran Rasulullah itu adalah umatnya setelah beliau tidak ada.
“Apakah umatnya itu masih akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya setelah beliau wafat, karena itu syarat (selamat, bahagia di dunia dan di akhirat),” ucapnya.
Ia menilai saat ini umat hanya ber-Islam tapi tidak mencintai Rasulullah lebih dari segalanya.
“Padahal kita diberi petunjuk jalan yang lurus, jalan kebenaran, jalan yang memberikan kita selamat, bahagia dunia dan akhirat,” ujarnya. I
Cinta Rasulullah secara Penuh
Cinta kepada Rasulullah menurut Ustaz Adi, harus melebihi dari apa pun yang kita miliki bahkan diri kita.
“Itulah seharusnya besarnya cinta kita, seorang muslim yang mengaku beriman, mencintai Rasulullah itu tidak akan nanggung cintanya,” tuturnya.
Sebagaimana ia mengatakan Rasulullah Saw. menegur Umar bin Khattab untuk mencintainya lebih dari segalanya bahkan dari dirinya sendiri. Menurut Rasulullah itulah kesempurnaan iman.
“Bagi seorang muslim itu memang cintanya harus lebih besar daripada dirinya, hartanya, keluarganya, seperti itu,” katanya.
Ustaz Adi menegaskan bahwa wajib kaum muslimin mencintai Rasulullah.
“Sifatnya wajib mencintai Rasulullah karena dengan peran Rasulullah kita mengenal Islam, ditunjuki jalan yang terbaik, dan mendapat kebahagiaan serta keselamatan di dunia dan di akhirat,” tegasnya.
“Itulah poin yang perlu kita perhatikan, kenapa kita mencintai Rasulullah,” pungkasnya. [] Ageng Kartika