Tinta Media - Sejatinya yang memecahbelah kesatuan kaum Muslim adalah ashabiyah (membantu dalam kezaliman karena ikatan kekeluargaan, organisasi, bangsa, suku, suporter bola, dll). Kurang apa coba? Sama-sama Indonesia, bahkan sama-sama Jawa, (Parahnya lagi, sangat mungkin mayoritasnya sama-sama beragama Islam) sampai mengorbankan 127 nyawa (hingga 2/10/2022 pukul 06:12) dan 180 orang luka-luka hanya karena perbedaan tim sepak bola yang didukung.
.
Tidak satu pun kaum nasionalis/ashabiyah teriak bubarkan tim sepak bola ini-bubarkan tim sepak bola itu, radikal-radikul. Kenapa? Karena 127 nyawa yang tewas dan 180 orang yang luka-luka bukan dalam rangka membela Islam.
.
Coba bayangkan kalau tim sepak bola itu ormas Islam yang aktif mendakwahkan ajaran Islam, amar makruf nahi mungkar, tidak ada yang luka dan tewas pun para ashabiyah pasti ribut radikal-radikul, ribut bubarkan ormas pemecah belah bangsa. Padahal jelas-jelas yang memecah belah adalah ashabiyah, bukan ormas yang mendakwahkan Islam!
.
Ikatan ashabiyah memang ikatan yang sangat lemah, rusak dan merusak. Saatnya kaum Muslim kembali menjadikan ikatan akidah Islam sebagai ikatan hakikinya seperti di masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin.
.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mati di bawah bendera kebutaan, marah karena ashabiyah, berperang karena ashabiyah atau mengajak kepada ashabiyah, maka seperti kematian masa jahiliah” (HR Ahmad).[]
.
.
Depok, 6 Rabiul Awal 1444 H | 2 Oktober 2022 M
.
Joko Prasetyo
Jurnalis