Tinta Media - Sobat. Sabar adalah amalan yang berat dan memberatkan timbangan kebaikan di akherat.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “ Sabar itu ada tiga macam : Sabar atas Musibah, Sabar untuk melakukan ketaatan, Sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan. Barangsiapa sabar atas musibah, maka ditulislah baginya tiga ratus derajat, yang jarak antara tiap-tiap dua derajat, adalah seperti jarak antara langit dan bumi; Dan barangsiapa sabar untuk melakukan ketaatan, maka ditulislah baginya enam ratus derajat , yang jarak antara dua derajat adalah seperti jarak antara batas bumi yang teratas dan ujung bumi yang tujuh. Dan barangsiapa sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan, maka ditulislah baginya Sembilan ratus derajat, yang jarak antara dua derajat antara ‘arasy sampai ke bumi.” Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Al-Jami’ush Shaghir.
Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2) : 153)
Sobar. Perjuangan menegakkan kebenaran harus diiringi dengan kesabaran dan memperbanyak salat, sehingga menjadi ringan segala kesukaran dan cobaan, karena Allah senantiasa beserta orang-orang yang sabar. Dia akan menolong, menguatkan dan memenangkan orang-orang yang berjuang menegakkan kebenaran agamanya.
Rasulullah memberikan kabar gembira kepada kita bahwa kedudukan tinggi bisa dicapai dengan bersabar menerima cobaan. Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya ketika sudah ditentukan oleh Allah kedudukan seorang hamba yang tidak bisa ia capai dengan amalnya maka Allah memberikan cobaan pada tubuhnya, atau pada hartanya, atau pada anaknya, tetapi ia bersabar menghadapi hal itu, niscaya ia akan mencapai kedudukan yang telah ditentukan oleh Allah tersebut.”
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". ( QS. Al-Baqarah (2) : 155-156 )
Sobat. Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.
Sobat. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memberitahukan ciri-ciri orang-orang yang mendapat kabar gembira yaitu orang yang sabar, apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ) (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Sobat. Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya ketika mencintai suatu kaum , Allah pasti menguji mereka. Barangsiapa yang ridha, ia mendapat ridha-Nya. Dan barangsiapa yang marah, ia terkena murka-Nya.
Sobat. Diriwayatkan dari Saíd al-Maqburi, ia berkata aku mendengar Abu Hurairah ra mengatakan, Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman, “ Jika Aku menimpakan cobaan kepada seorang hamba-Ku yang beriman dan tidak mengadukan Aku kepada orang-orang yang menjenguknya, niscaya Aku akan membebaskannya dari belenggu, Aku mengganti untuknya daging yang lebih baik dari dagingnya, dan darah yang lebih baik dari darahnya, sehingga ia bisa mulai lagi beraktivitas.” Subhaanallah bersabar menjalani sakit dan tidak mengeluh adalah penyebab kesembuhan.
أُوْلَٰٓئِكَ يُجۡزَوۡنَ ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةٗ وَسَلَٰمًا
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,” ( QS. Al-Furqan (25) : 75).
Sobar. Pada ayat ini, Allah menerangkan ganjaran dan karunia yang akan diberikan kepada "hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu", hamba-hamba Allah yang mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan akhlak yang mulia berkat kesabaran dan keuletan mereka dalam mematuhi segala perintah Allah, berkat kesabaran dan keuletan mereka melawan hawa nafsu dalam menjauhi segala larangan-Nya. Mereka ditempatkan di tempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga. Mereka disambut oleh para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. Hal ini tergambar dalam firman Allah:
جَنَّٰتُ عَدۡنٖ يَدۡخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡۖ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡهِم مِّن كُلِّ بَابٖ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ
" yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;(sambil mengucapkan), 'Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu." (ar-Ra'd/13: 23-24).
Kemudian Allah menerangkan bahwa karunia dan nikmat yang mereka terima itu adalah karunia dan nikmat yang kekal abadi yang tiada putus-putusnya. Tidak diragukan lagi bahwa tempat itu adalah sebaik-baik tempat menetap dan sebaik-baik tempat kediaman.
Sobat. Dalam ayat 23 QS ar-Ra’d ini, Allah swt menerangkan bahwa yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak bukan hanya semata-mata yang memiliki sifat tersebut, melainkan juga orang-orang saleh di antara ibu-ibu dan nenek moyang mereka, demikian pula istri dan keturunan mereka yang terdekat. Mereka ini pun akan turut pula merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan itu, selama mereka tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan mereka kehilangan hak untuk memperoleh rahmat Allah, misalnya karena kekafiran dan kemusyrikan kepada Allah. Ayat ini memberikan isyarat bahwa pada hari tersebut tidak berlaku hubungan kekeluargaan sedikit pun kecuali amal saleh masing-masing. Firman Allah:
Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya. (al-Muminun/23: 101)
Dalam hubungan ini, Rasulullah saw pernah bersabda kepada putrinya Fatimah az-Zahra sebagai berikut:
"Wahai Fatimah putri Muhammad! Mintalah dari hartaku apa yang kau inginkan karena aku sedikit pun tidak akan dapat menolongmu dari azab Allah." (Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Dalam Al-Quran, Allah telah menegaskan pula sebagai berikut:
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (asy-Syuara/26: 88-89)
Dalam ayat 24 QS. Ar-Ra’d , disebutkan bahwa para malaikat mendatangi penghuni surga sambil mengucapkan salam, "Semoga kamu aman dari segala hal yang tidak diinginkan dan ditakuti, yang telah merusak orang-orang selain kamu. Keberuntungan ini kamu peroleh berkat kesabaran dan penderitaan yang kamu alami selama menjalani kehidupan di dunia."
Ibnu Jarir ath-thabari dan Ibnu Abi hatim dari Umamah meriwayatkan bahwa Nabi saw semasa hidupnya sering datang ke makam para syuhada pada setiap permulaan tahun. Di sana beliau membaca ayat tersebut. Hal semacam itu dilakukan pula oleh Abu Bakar, Umar, dan Usman r.a.
Orang-orang yang menggunakan akalnya seperti yang tersebut di atas akan ditempatkan Allah kelak dalam surga-Nya. Mereka di sana duduk berhadap-hadapan di atas balai-balai yang indah disertai orang-orang yang mereka cintai, yaitu nenek moyang, kaum keluarga, dan anak-anak mereka, serta orang-orang yang patut masuk surga dari kalangan orang-orang yang saleh, agar hati mereka menjadi senang dan bahagia.
Hal itu merupakan rahmat dan kebaikan Allah swt kepada mereka. Selain itu para malaikat datang kepada mereka dari segala penjuru untuk memberikan ucapan selamat atas keberuntungan yang telah mereka peroleh, yaitu masuk surga. Mereka tinggal dalam rumah yang diliputi kesejahteraan, berdekatan dengan para nabi dan rasul serta orang-orang yang mengakui kebenaran agama Allah.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spirtual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur