Tinta Media - Orang yang baik pasti disenangi oleh banyak orang. Siapa yang tidak senang jika mempunyai teman atau tetangga yang baik, murah senyum, ramah, sopan, santun, dermawan, senang membantu, peka terhadap lingkungan dan lain-lain?
Akan berbeda, jika orang baik ini kemudian mengajak dalam kebaikan, menyerukan kebenaran, dan menentang kezaliman. Masyarakat akan berpikir yang sebaliknya, apalagi dalam sistem seperti sekarang ini. Orang yang lantang menyuarakan tegaknya Islam kaffah akan dilabeli teroris, radikal dan anti V4nz@ s!l4, sehingga orang takut dan enggan untuk mendekat.
Sebagaimana Kanjeng Nabi Muhammad saw. yang menjadi uswatun hasanah, sejak kecil beliau terkenal dengan sifat mulianya. Karena kejujurannya, beliau mendapatkan julukan Al Amin yang artinya dapat dipercaya.
Namun, saat wahyu turun, beliau mendapatkan perintah untuk menyampaikan Islam. Adapun yang dibawa oleh beliau adalah Islam sebagai ideologi (akidah yang memancarkan segenap aturan), yang akan mengatasi berbagai problematika hidup manusia, mulai dari masuk kamar mandi hingga urusan bernegara. Sontak semua langsung berbalik arah.
Bukan hanya berbalik arah, bahkan memusuhi Kanjeng Nabi, melabelinya dengan sebutan 'gila' dan 'tukang sihir', melakukan penyiksaan terhadap para sahabat, dengan harapan agar Kanjeng Nabi berpaling dan meninggalkan dakwahnya. Apakah Kanjeng Nabi berhenti untuk bersikap baik dan tidak lagi mengajak kebaikan (dakwah)?
Tidak, sama sekali tidak. Berbagai macam kesulitan yang beliau dan para sahabat alami begitu berat, laksana memikul gunung yang menjulang tinggi. Berbagai penganiayaan, pembodohan, dan penyiksaan terus dilayangkan oleh kafir Quraisy. Dalam kondisi yang demikian, keimanan Kanjeng Nabi dan para sahabat terhadap Allah Swt. justru semakin kokoh. Mereka tetap terus melanjutkan dakwah untuk memengaruhi dan mengajak masyarakat dengan cahaya Islam, serta meluluhlantakkan berbagai kezaliman yang ada.
Oleh karena itu, sebagai umatnya dan mengaku mencintainya, sudah seharusnya kita mengikuti jejak langkahnya, yaitu berdakwah. Kita menyeru kepada kebajikan, menegakkan kebenaran, dan menentang berbagai bentuk kezaliman.
Meskipun berbagai macam ujian dan cobaan akan kita jumpai, mulai dari anak, suami, ekonomi, bahkan mungkin harus dikucilkan, jangan sekali-kali menyurutkan langkah di jalan dakwah dan perjuangan ini hingga ajal menjemput kita dalam keadaan husnul khotimah dan syahid di jalan-Nya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 104, yang artinya, _"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung."_
Oleh: L. Nur Salamah
Sahabat Tinta Media