Tinta Media - Agar tidak jatuh pada kategori penyebar hoax, Abu Zaid dari Tabayyun Center memberikan pesan dalam penggunaan sosmed.
“Sebagai seorang Muslim kita wajib berhati hati dalam bersosmed. Jangan mudah menyebar konten apa pun yang kita peroleh. Itu sangat berbahaya. Sengaja atau tidak kita jadi bagian dari para penyebar hoax alias kebohongan,” tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (23/10/2022).
Dalam dunia sosmed bertumpuk tumpuk info atau berita, aneka ragam jenisnya. Ada yang sekedar aktivitas pribadi di berbagai suasana dan kegiatan. Ada info tentang para penguasa, ulama, tokoh politik, dan tentu saja artis. “Semua ada,” tegasnya.
Hanya saja, sambungnya, tidak semua info yang beredar tiap detik itu benar, sesuai fakta. Banyak sekali hoax yang beredar karena berbagai kepentingan.
“Yang paling gencar hoax pihak penguasa demi menjaga singgasana, bahkan ada buzzer, tukang menggonggong kapan saja, kepada siapa saja yang dituding sebagai lawan politiknya,” jelasnya.
Kesalahan pada konten atau berita, ungkapnya, bisa terjadi dari dua sisi. Pertama, isinya hoax karena tidak sesuai fakta. Kedua, isinya batil karena bertentangan dengan aqidah dan syariah meskipun faktanya bisa jadi benar.
“Jika kita ikut menyebarkan konten atau info seperti diatas pastinya kita termasuk para pembuat fitnah dan berdosa,” tandasnya.
Allah Swt. berfirman, dalam Q.S. al-Hujurat ayat 6,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
“Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar adalah berita dusta dan keliru,” jelasnya.
Abu Zaid juga mengutip sabda Nabi Saw. pada khutbahnya saat musim haji,
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِى شَهْرِكُمْ هَذَا ، فِى بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan sesama kalian itu terjaga sebagaimana kemuliaan hari ini, kemuliaan bulan ini dan kemuliaan negeri kalian ini.” (HR. Bukhari, no. 67 dan Muslim, no. 1679)
“Seringkali kita men-share satu berita tanpa mengecek kebenarannya sekedar karena isinya sangat menarik, padahal belum tentu benar,”sindirnya.
Jika demikian, lanjutnya, maka akan sangat riskan menghancurkan reputasi seorang muslim atau jamaah tertentu dari para pengemban dakwah.
“Maka kita wajib mengecek benar tidaknya secara langsung kepada sumber berita atau kepada siapa yang diberitakan agar jelas kebenarannya. [] Irianti Aminatun