Tinta Media - Malu itu perhiasan manusia. Hilang sifat malu hilang pula kehormatan manusia. Bahkan hilang sebagian sifat utama manusia.
Saat ini kita dipertontonkan dengan manusia manusia yang dianggap panutan manusia tapi tak tahu malu. Tak malu lagi bersikap yang tak layak. Suka umbar janji tanpa berniat nepati. Suka berdusta tanpa terlihat sungkan. Suka mengumbar kebodohan di depan umum. Arogan dan zholim. Masa bodoh dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin atau pun publik figur.
Diantaranya ada manusia yang dia awam namun tak tahu bahwa dirinya awam. Dia berani bicara islam tanpa ilmu. Menolak ajaran Islam dengan alasan yang dibuat buat. Yang makin menunjukkan bahwa dia jahil terhadap ajaran Islam khususnya khilafah.
Dia berani mengatakan bahwa mendirikan negara ala Nabi Muhammad SAW hukum nya haram dengan alasan Nabi sudah tidak ada dan sudah tidak ada wahyu turun. Sehingga ga mungkin sistem itu bisa berjalan.
Seolah logikanya benar kalo bagi mereka yang belum pernah belajar Islam. Khususnya belajar ushul fiqh. Padahal ini perkara mendasar bahwa syariat Islam sudah sempurna. Semua nash dan dalil sudah fixed. Tak perlu dan tak boleh ditambah dan dikurangi. Kita tinggal melaksanakan saja. Yang harus kita lakukan sekedar ijtihad dalam rangka melaksanakan syariat terhadap perkara perkara baru. Bukan menunggu wahyu. Ini perkara yang sudah sangat jelas bukan?
الحَدِيْثُ العِشْرُوْنَ
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِي البَدْرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ” رَوَاهُ البُخَارِي.
Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, ‘Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!’”
(HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 3484, 6120]
Ah, andaikan dia punya rasa malu. Maka semua kekacauan ini insyaallah tak akan terjadi. Karena rasa malunya akan mencegah dia bicara ngawur tentang perkara Islam yang dia sama sekali tak menguasai.
Dari Anas ibnu Malik, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
ما كان الحياء في شيء إلا زانه، ولا كان الفحش في شيء إلا شانه
“Malu akan memperindah sesuatu, sedangkan kekejian akan memperjelek sesuatu.”
(Shahih)-Takhrij Al Misykah (4854): [Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr, 47-Bab Maa Jaa-a Fil Fahsyi wat Tafahusyi. Ibnu Majah: 37-Kitab Az Zuhd, 17-Bab Al Haya’, hal. 4185]
Ah, andaikan dia punya rasa malu. Maka tidak makin banyak orang awam lain yang terjebak dalam logika semu yang menyesatkan.
Ah, andaikan dia punya malu. Tentunya dia tidak akan berkata bahwa khilafah sekedar buatan ulama. Padahal jelas kalo mau ngaji maka dalil khilafah terpampang jelas dalam al Quran, hadits dan ijmak shohabat. Disisi lain dia bangga memikul Demokrasi buatan manusia yunani kuno yang kenal Nabi SAW pun tidak.
Ah, andaikan dia punya malu maka dia akan selamat dan menyelamatkan.#KhilafahAjaranIslam.[]
Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center