Al Baqarah 137, Guru Luthfi: Ahlul Kitab Akan Mendapat Petunjuk dan Kebenaran Jika... - Tinta Media

Rabu, 19 Oktober 2022

Al Baqarah 137, Guru Luthfi: Ahlul Kitab Akan Mendapat Petunjuk dan Kebenaran Jika...


Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru H. Luthfi Hidayat menjelaskan syarat bagi Ahlul Kitab agar mendapat petunjuk dan kebenaran dari Allah. 

“Makna Qur'an Surat Al Baqarah ayat 137 adalah jika Ahlul Kitab beriman, berkeyakinan sebagaimana keyakinan orang-orang mukmin, tidak membeda-bedakan di antara rasul-rasul Allah maka mereka akan mendapat petunjuk dan kebenaran dari Allah,” ungkapnya dalam Program Kajian Jumat Bersama Al Quran: Ahlul Kitab akan Mendapat Petunjuk Jika Mereka Mau Beriman, Jumat (14/10/2022), dikanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.

Namun, jika Ahlul Kitab melakukan Syiqaaq atau permusuhan maka Allah akan menolong orang-orang yang beriman. “Pertolongan dari Allah inilah yang menjadi kunci kemenangan umat Islam, hanya dengan terus meningkatkan ketaatan, taqarub, dan ketakwaan kepada Allah,” ujarnya. 

Firman Allah SWT:

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّما هُمْ فِي شِقاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ    

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian telah beriman kepada-Nya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kalian). Maka Allah akan memelihara kalian dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (QS. Al Baqarah: 137).

Ia mengemukakan penjelasan Imam Al Qurthubi dalam Tafsir beliau Al Jaami' li Ahkamil Qur’an, Firman Allah: 
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا                    
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian telah beriman kepada-Nya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk.

“Imam Al Qurthubi menjelaskan bahwa Khitab (seruan) dalam ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. dan umatnya. Maknanya, jika mereka beriman seperti iman kalian dan percaya seperti kepercayaan kalian, maka sesungguhnya mereka telah mendapatkan petunjuk. Dengan demikian, kesetaraan terjadi antara kedua keimanan tersebut,” tuturnya. 

Ia mengartikannya dengan pendapat dari Imam Ali Ash Shabuni yang lebih spesifik memaknai kalimatnya bahwa Ahlul Kitab yang beriman sebagaimana imannya orang-orang beriman maka mereka mendapat petunjuk di jalan yang benar. 

“Artinya, jika mereka Ahlul Kitab mendapat petunjuk sebagaimana orang-orang beriman mendapat petunjuk,” ucapnya. 

Ia pun mengatakan makna keimanan dari penjelasan Imam Ibnu Katsir atas ayat ini. 
“Yaitu iman kepada semua kitab Allah, para rasul-Nya, serta tidak membedakan antara satu nabi dengan nabi lainnya,” katanya. 

Kalimat berikutnya: 
وَإِنْ تَوَلَّوْا
Dan jika mereka berpaling. 
Ia mengungkapkan pendapat dari Imam Ibnu Katsir dan Imam Al Qurthubi. Imam Al Qurthubi memaknainya sebagai  berpaling dari keimanan. 

“Sementara  pendapat dari Imam Ibnu Katsir, jika mereka berpaling, yakni berpaling dari kebenaran kepada kebatilan setelah adanya hujah ada pada diri mereka,” ungkapnya. 

Kalimat berikutnya:
فَإِنَّما هُمْ فِي شِقاقٍ
Maka sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kalian). 
Guru Luthfi menjelaskan beberapa pendapat ulama tentang makna Syiqaaq. Zaid bin Aslam menyatakan sebagai al munaaza'ah (permusuhan). Menurut satu pendapat, adalah perdebatan, penyimpangan, dan pelanggaran.

“Menurut pendapat yang lain, Asy-Syiqaaq diambil dari perbuatan yang menyulitkan dan menyusahkan sehingga seolah masing-masing pihak berusaha untuk menyulitkan sahabatnya,” bebernya. 

Ia pun mengutarakan tentang lanjutan kalimat dari ayat ini:
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ
Maka Allah akan memelihara kalian dari mereka. 
“Yakni, Allah akan memelihara rasul dari musuh-musuhnya,” ujarnya. 

Menurutnya hal ini merupakan janji Allah untuk melindungi nabi-Nya. 

“Bahwa Allah akan memeliharanya dari orang-orang yang menentang dan menyalahinya, dengan orang-orang beriman yang dia berikan petunjuk,” tuturnya.

Dan ia menegaskan pemenuhan janji Allah untuk memelihara nabi-Nya terjadi pada peristiwa peperangan dengan Bani Qainuqa, Bani Quraizhah, dan Bani An-Nadhir. 

Kalimat terakhir dari ayat mulia ini: 
وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ                    
Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 
Ia menyatakan penjelasan dari Tafsir Imam Ali Ash Shabuni dalam kitabnya Shafwatu Tafaasir tentang kalimat terakhir ini. 

“Artinya, Dia Allah SWT Maha Mendengar apa yang mereka ucapkan dan Maha Mengetahui kejahatan dan kedengkian yang mereka sembunyikan dalam hati mereka,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :