Ahmad Sastra Kritik Gaya Hidup Mewah Pejabat Negeri Ini - Tinta Media

Kamis, 20 Oktober 2022

Ahmad Sastra Kritik Gaya Hidup Mewah Pejabat Negeri Ini


Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra mengkritik gaya hidup mewah dari para pejabat negeri ini. 
“Mungkin gaya hidup mewah ini telah menjadi gaya hidup pejabat umumnya di negeri ini,” kritiknya kepada Tinta Media, Kamis (20/10/2022).

Ahmad Sastra menilai saat ini rakyat susah mencari makan namun para penguasa dan pemimpin negeri ini hidup bergelimang dalam kemewahan. “Mereka menghambur-hamburkan uang rakyat milyaran rupiah hanya untuk renovasi gedung, milyaran rupiah jalan-jalan ke luar negeri, bahkan di antara mereka ada yang memiliki kendaraan seharga 7 miliar rupiah,” ucapnya. 

Baginya kemewahan penguasa di atas penderitaan rakyat merupakan cikal bakal kehancuran suatu bangsa. Mereka bermewah-mewahan di saat yang sama rakyat tercekik lapar dan miskin.

“Entah sudah berapa triliun uang rakyat yang telah dikorupsi oleh para penguasa, pemimpin, dan para pegawai pemerintah. Uang hasil korupsi mereka gunakan untuk membeli rumah dan kendaraan serta hidup bermewah-mewahan,” bebernya. 

Dalam sejarah, gaya hidup mewah para pejabat justru menjadi awal kehancuran sebuah bangsa. Contoh kaum ‘Ad dan Tsamud, memiliki peradaban luar biasa dan bangunan mewah tetapi memiliki penguasa yang zalim, sewenang-wenang, dan bermewah-mewahan. 
“Kaum ini akhirnya harus dibinasakan Allah SWT akibat penolakan, pengingkaran, penentangan, dan permusuhan mereka terhadap rasul yang diutus kepada mereka,” ujarnya. 

Ia melanjutkan, “Jika mereka mengulangi sikap yang sama berarti mereka telah merelakan diri mereka mendapatkan azab serupa,” lanjutnya. 

Dengan harta yang dimiliki, ia mengungkapkan bahwa penguasa akan mempertahankan kekuasaannya. Kolega yang mendukung mereka diberi imbalan harta dan santunan bekal hidup.

“Sebaliknya, orang-orang yang tidak mua tunduk pada kemaksiatan mereka, menentang kezaliman, dan kesewenang-wenangan mereka justru dimusuhi, dihina, difitnah bahkan diburu dan ditindas. Alasan yang digunakan adalah mengganggu keamanan dalam negeri,” ungkapnya

Gaya hidup mewah tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan dan  letupan sosial karena terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Seperti yang terjadi di jajaran para petinggi Polri. Selain itu dianggap sebagai pemicu pelanggaran etik dan pidana, gaya hidup hedonis itu juga dapat mengikis kepercayaan publik kepada Polri,” tuturnya. 

Sebelumnya Presiden Jokowi menyoroti  gaya hidup mewah petinggi Polri. Gaya hidup mewah yang ditunjukkan para anggota Kepolisian Negara RI terus menjadi sorotan. 
“Presiden Jokowi menyebut pejabat Polri harus punya sense of crisis,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :