Tinta Media - Sistem kapitalis dinilai menjadi penyebab semakin ruwet dan kacaunya kehidupan. “Mengapa semua jadi seruwet itu? Sebabnya sistem kapitalis telah membuat kita mengalami kekacauan orientasi hidup,” ungkap Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center kepada Tinta Media, Senin (3/10/2022).
Menurutnya, materi dan kesenangan menjadi tujuan hidup, bukan lagi ridho Allah SWT. “Karenanya, setiap orang merasa harus berlomba mencapai tumpukan materi,” jelasnya. “Bahkan dengan menghalalkan segala cara,” lanjutnya.
Ia melihat sekarang banyak yang menggunakan riba, judi, nipu, nyuap, korupsi dll. “Pastilah hidup jadi susah lahir batin karena tidak barokah,” tegasnya.
Ustaz Abu Zaid menyampaikan bahwa hanya Islam solusi hidup tenang, nyaman, bahagia, meski dengan sesuatu yang begitu sederhana, dan mengaitkannya dengan Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Dicontohkannya kudapan sederhana di pagi hari, nasi pulut dengan kelapa parut. Tambah duren dan kopi. “Yang kata kawan merupakan makanan sehari hari jaman dia kecil di kampungnya, sekarang begitu terasa mewah, dan tak selezat dulu,” tuturnya.
“Sobat, makanan nikmat yang begitu sederhana pada masa kakek nenek kita dulu sekarang menjadi begitu mewah. Yang dulu begitu murah dan mudah didapatkan sekarang menjadi sulit dan mahal,” tambahnya.
Ia mengungkapkan kenyamanan hidup nenek kakek dulu yang begitu sederhana, namun mudah dinikmati, sekarang menjadi barang mewah, karena manusia kebanyakan hidup dalam tekanan.
“Khususnya tekanan ekonomi karena terlalu banyak utang. Kredit ini, kredit itu. Mulai dari rumah, mobil, motor, HP, mebel hingga aneka panci dapur pun kredit,” ungkapnya.
“Kebayangkan berapa uang yang harus disiapkan per bulan hanya untuk mbayar tagihan?” tanyanya kemudian.
Bagi yang bergaji saja, bisa-bisa di akhir bulan hanya terima slip gaji kosong habis dipotong kreditan. “Apalagi yang harus nguber harian. Mungkin tambah ruwet lagi,” ujarnya.
“Nah bagaimana bisa hidup tenang jika kayak gini? Bagaimana gak stress kalau hidup diuber utang? Apalagi gali lobang tutup lobang?” tanyanya.
Ia menilai, semua itu mengakibatkan hidup jadi sengsara, makan tak enak, tidur tak jenak, pusing tujuh keliling. Hubungan rumah tangga jadi hambar bahkan penuh konflik. “Apalagi jika kredit nya pakai riba, pas.... dunia akhirat sengsara,” ujarnya.
Maka, menurutnya, wajar jika sepiring nasi pulut dan beberapa biji duren yang setengah pahit plus kopi hitam, tak kan mampu mengubah suasana hati yang kelabu karena dibelenggu utang.
“Hidup bahagia bukan karena apa yang kita makan. Namun hati yang diridhoi Allah akan bahagia meski dengan makanan sederhana,” tutupnya. [] Raras