Tinta Media - “Jika pekerjaan kita sudah jelas, tujuan dan cara sudah clear maka enggak usah mikir lagi kerjakan tanpa menoleh. Tahu-tahu kerjaan selesai,” tutur Abu Zaid dari Tabayyun Center kepada Tinta Media, Ahad (23/10/2022).
Ibrah diatas ia dapatkan dari trik petani agar tidak enggan mulai menanam padi. “Petak sawah sepanjang 200 meter harus ditanami padi seorang diri. Petani itu mengatakan, begitu masuk ke lumpur dan mulai membenamkan bibit padi ia tak berani menoleh ke belakang. Terus menerus membenamkan benih padi di lumpur sambil jalan mundur, akhirnya sampai di ujung petak yang 200 meter itu,” kisahnya.
Petani itu, sambungnya, menjelaskan kalau menoleh ke belakang takut nanti enggan melanjutkan nanam padi karena begitu jauh ke belakang yang begitu luas petaknya.
“Dalam perjuangan juga sama. Kita sudah faham betul mengapa kita berdakwah. Untuk apa dan bagaimana caranya. Maka yang paling penting adalah kita kerjakan saja tanpa mikir kapan selesai. Selama masih jelas jalan kebenaran itu maka maju terus pantang mundur. Jangan kasih kesempatan diri kita mengalahkan cita-cita luhur itu,” ujar Abu Zaid memberikan nasehat.
Abu Zaid mengatakan, tugas kita hanya melaksanakan perintah Allah dengan kemampuan terbaik. Hasilnya berupa lempengan yang Allah janjikan itu akan datang kapan, bukan urusan kita. Yang paling penting kita mengerjakan tugas kita sebagai hamba, dan Allah akan mengurus bagian Allah sesuai janjiNya.
Ia mengutip surat An-Nur Ayat 55
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
“Sejauh apa pun jalan yang harus kita tempuh, pasti akan berakhir pada tujuan selama kita berjalan di atasnya secara istiqomah,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun